Dosen Muda STPP Menjadi Food Specialist Consultant di Koronivia Research Station Republik Fiji (3)

PELATIHAN OLAHAN  ROOT CROPS DAN TAMARIND DI DESA VUNISAE- RAKI-RAKI TOWN FIJI

Desa Vunisae adalah sebuah desa yang cukup terpencil di kota Raki-Raki. Dari Koronivia membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam untuk mencapai desa tersebut.  Desa ini terdiri dari 35 Kepala Keluarga, jauh dari keramaian, pusat kesehatan, pusat perbelanjaan maupun pusat pendidikan.

Kehidupan mereka hanya bergantung dengan tanaman yang mereka punya, sebetulnya sumber daya alam di desa itu cukup melimpah ruah dari tavioka (ketela), kumala (ubi jalar), dalo (talas), dan buah-buahan.  Namun mereka tidak tahu bagaimana mengolah rootcrops tersebut menjadi pangan olahan, yang  mereka lakukan hanya merebus hasil panen mereka. Jika panen melimpah ruah hasil panen tersebut hanya terbuang sia-sia karena untuk menjualnya ke pasar, mereka kesulitan dalam  transportasi.

Sebetulnya ada bus yang satu hari dua kali lewat di desa tersebut yang bisa mengantarkan dagangan mereka ke kota Raki-Raki, namun biayanya cukup tinggi. Betapa sayangnya dengan hasil panen yang terbuang percuma, padahal ketika di kota harga hasil panen tersebut bisa mencapai 5 FJ$ per heapnya. Asumsi diatas maka diadakanlah Pelatihan  diversifikasi pangan olahan di Desa Vunisae yang dilaksanakan selama dua hari  pada tanggal 16-17 Mei 2013

 

fiji1

 

Pelatihan  dibuka oleh Direktur Riset, Ms Mili Nawaikula.  Produk olahan yang dilatihkan oleh  Endah Puspitojati  STP.MP dosen muda STPP Jurluhtan Yogyakarta  pada pelatihan ini yaitu proses pembuatan  Tamarind Leaves Juice, Kumala Jam, Gethuk, Ceriping Singkong, Ceriping Ubi Jalar, Ceriping Sukun, Ceriping Talas, Keripik Kulit Singkong  dan  Kumala Steam Cup Cake

fiji2

                                                                                                                       Para peserta yang berjumlah 24 orang sangat antusias untuk mengikuti pelatihan ini, karena keseluruhan produk yang diajarkan merupakan hal baru bagi mereka. Hal ini mampu membuka mata mereka bahwa mereka sangat kaya dengan sumberdaya alam yang mereka miliki dan dengan keterbatasan peralatan, mereka juga mampu untuk survive danmengembangkan produk olahan yang sangat menarik  paling tidak untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.  Selama ini singkong, ubi jalar, sukun, maupun talas hanya direbus untuk makan sehari-hari mereka. Para penduduk di daerah ini sama sekali tidak mengerti bahwa root crops bisa dijadikan makanan yang begitu sempurna lezatnya.  Dalam kesempatan ini juga diperkenalkan teori sederhana bagaimana cara membuat tepung dari root crops. Dari pengupasan,penccian, pengirisan, pengeringan sinar matahari dan penepungan dengan penumbuk manual.   Hal ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan umur simpan hasil panen produk root crops di Desa Vunisae.

(nuri)

Leave a Reply

Skip to content