Jaga Pasokan Beras, Kementan dan Pemkab Bantul Lakukan Gerakan Percepatan Tanam Padi

RILIS BPPSDMP – 7 Maret 2024 (HUMAS/193)

BANTUL – Upaya menjaga ketersedian pangan bagi masyarakat terutama beras sebagai bahan pokok, terus dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Melalui Unit Pelaksana Teknis Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA), Kementan dan Pemerintah Kabupaten Bantul melaksanakan Gerakan Percepatan Tanam Padi Tahun 2024 di Pundong, Bantul, Kamis (7/3/2024).

Hadir pada kegiatan tersebut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pundong, Lurah Kelurahan Srihardono, Panewu Pundong dan Ketua Kelompok Tani serta Gabungan kelompok Tani Setempat.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, salah satu target yang akan dicapai Kementan adalah mencapai kembali swasembada, khususnya beras. Menurutnya, untuk mencapai hal tersebut semua pihak harus bergerak bersama.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan dalam kondisi apapun pangan tidak boleh bermasalah.

“Tugas kita adalah memastikan pangan tersedia untuk masyarakat. Oleh sebab itu, dalam kondisi apapun pangan tidak boleh bermasalah, pangan tidak boleh bersoal,” ujarnya.

Direktur Polbangtan YOMA, yang diwakili Koordinator Pengabdian Masyarakat Ina Fitria Ismarlin, mengatakan Gerakan Percepatan Tanam Padi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan produksi pangan, khususnya padi untuk menjaga kestabilan harga dan menekan impor kebutuhan pangan nasional.

“Percepatan waktu tanam dan penambahan luas tanam merupakan solusi yang dipilih Pemerintah dalam upaya menggenjot produksi setinggi-tingginya menuju swasembada,” ujar Ina.

Kegiatan percepatan tanam dilakukan berdasarkan arahan Menteri Pertanian untuk mendukung optimalisasi lahan pertanian melalui peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan khususnya padi selama Masa Tanam 2 (MT 2) April – September (Asep).

“Ini adalah upaya untuk memaksimalkan musim hujan mengingat beberapa bulan lalu Indonesia terdampak oleh perubahan iklim El Nino. Kabupaten Bantul pada masa tanam 1 (MT 1) Oktober – Maret lalu masih menyisakan hutang luas tanam padi sekitar 5000 ha. Hal ini disebabkan akibat kemarau panjang dan sulitnya pengairan,” terangnya.

Percepatan tanam, kata Ina, juga diharapkan akan berpengaruh terhadap peningkatan indek pertanaman atau IP.

“Dengan adanya kegiatan percepatan tanam dan penggunaan varietas padi unggul sangat genjah, petani dapat menikmati panen padi setahun 4 kali. Hal ini akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan adanya pemanfaatan alsintan mulai dari alat mesin tanam sampai dengan pasca panen, ketersediaan saprodi pertanian dan jaringan irigasi yang baik,” imbuhnya.

Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, mengatakan pihaknya terus menerus berupaya mengoptimalkan produktivitas lahan di wilayahnya demi menunjang ketersedian pasokan beras.

“Kita ketahui bahwa konsumsi (beras) lebih tinggi dibanding luasan (produksi) sawah kita. Jadi kita harus upayakan tidak boleh ada lahan bero (menganggur). Beberapa wilayah di Bantul sudah panen pada bulan Februari lalu, dan pada Maret ini langsung kita himbau untuk tanam,” ujar Joko.

Gerakan Percepatan Tanam ini diharapkan dapat menjaga stabilitas pasokan beras di wilayah D.I. Yogyakarta. Mengingat Kabupaten Bantul merupakan salah satu penyangga pasokan beras di wilayah DIY, khususnya Kota Yogyakarta.

“Sejauh ini produksi padi di Kabupaten Bantul surplus, dan kita masih menjadi penyangga untuk kebutuhan beras di Kota Yogyakarta,”terangnya.

Pihaknya juga mendorong petani untuk mendongkrak produksi melalui IP 400, “kita upayakan setahun tanam 4 kali, panen 4 kali. Meskipun prakteknya memakan waktu 13 bulan,” imbuhnya.

Ia juga menyampaikan kepada para petani yang hadir agar tidak meragukan komitmen Pemerintah Kabupaten Bantul dalam sektor pertanian, “Sektor pertanian merupakan salah satu sektor prioritas karena menjadi salah satu penyumbang yang cukup besar untuk pendapatan daerah,” tandasnya.

Dirinci oleh Joko, bahwa komitmen tersebut ditunjukkan oleh beberapa program yang dilaksanakan antara lain yaitu upaya regenarasi SDM pertanian dengan penerapan mekanisasi pertanian, perbaikan jaringan tersier dan sekunder sepangan 1,2 juta meter, dan mengawal ketersediaan pupuk untuk tanam.

Leave a Reply

Skip to content