Begini Cara Polbangtan Kementan Didik Mahasiswa Jadi Qualified Job Creator dan Qualified Job Seeker

Kementerian Pertanian terus membuktikan komitmennya dalam mencetak petani-petani muda di segala penjuru Indonesia. Keseriusan Kementan mencetak petani milenial yang berjiwa wirausaha ini diwujudkan dalam sejumlah kebijakan dan program salah satunya melalui Pendidikan Vokasi Pertanian.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa, “Pendidikan vokasi punya peran penting hasilkan petani milenial yang qulified. Kita hubungkan dengan industri-industri, usaha-usaha bidang pertanian agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan dan siap menciptakan cara-cara baru.”

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nurysamsi menambahkan bahwa pendidikan vokasi merupakan jawaban atas kebutuhan SDM pertanian yang handal.

“Pendidikan vokasi mampu menyatukan antara intelektual dengan karakter. Kekuatan karakter sangat penting karena akan mebuatnya menjadi orang yang kuat, mampu bertarung dan mampu mencari jalan keluar terhadap segala tantangan yang ada,” kata Dedi.

Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) sebagai salah satu penyelenggara pendidikan vokasi pertanian, menerjunkan sebanyak 410 mahasiswa guna melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan Magang di ratusan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja (DUDIKER) yang tersebar di wilayah Kalimantan, Sumatera, NTB, dan Pulau Jawa.

“Kegiatan magang dilaksanakan oleh mahasiswa semester 3 dan 5 dari Prodi Teknologi Benih dan Agribisnis Hortikultura sebanyak 307 mahasiswa sedangkan PKL dilakukan oleh mahasiswa semester 7 dengan 103 peserta. Mereka disebar ke 135 titik DUDIKER seperti Perusahan dan Instansi yang bergerak di bidang pertanian,” terang Bambang Sudarmanto, Direktur Polbangtan YoMa.

Bambang menambahkan bahwa kegiatan PKL dan Magang yang diikuti oleh ratusan mahasiswa ini merupakan kegiatan akademis yang bersifat wajib dan bertujuan agar mahasiswa mampu menerapkan kompetensinya langsung di dunia kerja.

“Mahasiswa peserta magang akan ditempatkan di lokasi selama  1 bulan dan yang PKL akan sedikit lebih lama yaitu 3 bulan. Di lokasi DUDIKER nanti mereka akan diuji pengetahuannya, diuji ketrampilan khusus yang dimiliki dan tentunya diuji sikapnya apakah cocok sebagai qualified job creator dan qualified job seeker,” tambahnya.

Hermawan, salah satu Dosen Pendamping PKL Prodi Agribisnis Hortikultura mengatakan bahwa kegiatan PKL ini selain menjadi tempat belajar untuk mengembangkan ilmu juga sekaligus sebagai jalan memperoleh pengalaman serta relasi.

Lebih lanjut Hermawan juga menerangkan bahwa selama menjalankan PKL mahasiswa harus mampu mengaplikasikan kompetensinya dalam bidang pengelolaan agribisnis hortikultura secara menyeluruh dari sisi budidaya, produksi, hingga pemasaran.

Sementara pemilik CV Dewi Makmur, salah satu destinasi kegiatan PKL, berharap bahwa kegiatan ini dapat mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak. “Berhubung saat ini CV Dewi Makmur belum memiliki mitra tani, maka nantinya mahasiswa dapat belajar dan mengorek informasi dari suplier bahan bakunya. Mahasiswa juga dapat membantu dalam memaksimalkan pemasaran melalui media sosial, seperti membuat konten di Youtube, Tik Tok, ataupun Instagram. Rencananya mahasiswa juga diharapkan dapat membantu dalam riset produk baru yang akan diluncurkan oleh CV Dewi Makmur” tutur Dewi.

Source: Geraldo A. Rimartin, S.TP, M.Sc

Leave a Reply

Skip to content