YOGYAKARTA. Gerilya Politeknik Pembagunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang Kementan ke Balai Penyuluhan Pertanian wilayah Kabupaten Sleman, DIY beberapa bulan terkahir ini menunjukkan hasil yang menggembirakan. Untuk ketujuh kalinya, Pemda Sleman bersama Polbangtan YoMa lakukan pengukuhan Jaringan Petani Milenial tingkat UPTD Balai Penyuluhan Pertanian, Pangan, dan Perikanan (BP4).
Kali ini pengukuhan dilakukan di Sidomoyo Farm, area peternakan domba yang dikelola oleh kelompok milenial, milik Kelompok Tani Menda Berkah. Digawangi oleh Soleh, usaha peternakan domba yang dikelola oleh 15 orang petani milenial ini dimulai sejak awal pandemi dua tahun lalu. Bermodalkna 4 indukan dan 1 pejantan, kini ternaknya telah berkembang pesat.
“Setelah dua tahun ini, yang awalnya hanya 5 ekor sudah berkembang menjadi 41 ekor indukan, 2 ekor pejantan, baru saja lahir 14 ekor, dan cempe sebanyak 20 ekor. Total sudah menjadi 77 ekor sekarang,” papar Soleh.

Selain fokus pada ternak, Sidomoyo Farm juga mulai mengembangkan usahanya menjadi kawasan edukasi pertanian untuk masyarakat, “memanfaatkan lokasi yang cukup strategis, kami juga mulai membuka wisata edukasi untuk masyarakat atau memfasilitasi kegiatan pertemuan masyarakat lainnya.”
Direktur Polbangtan YoMa yang hadir dalam pengukuhan mengapresiasi langkah taktis yang dilakukan Pemda Sleman. Pasalnya Sleman merupakan daerah yang paling responsif terhadap upaya penumbuhan dan resonansi Petani Milenial, “Saya rasa pengukuhan Petani Milenial lingkup BPP atau kapanewon yang dihadiri kepala daerah sekelas Bupati ya baru di Sleman ini,” ujar Bambang.
Lebih lanjut Bambang menyampaikan bahwa kondisi pertanian saat ini sangat butuh sentuhan generasi milenial, “Generasi milenial yang tanggap teknologi harus terjun menggantikan 500 ribu petani yang terdegradasi setiap tahunnya.”
Bambang juga mengajak para milenial untuk kreatif dan inovatif dalam mengembangkan bisnisnya. Penerapan teknologi seperti inovasi pengolahan pakan, perawatan ternak, dan inovasi pengolahan limbah, kata Bambang, bisa menjadi sumber pendapatan lain yang bahkan lebih besar dari pendapatan utama dari hasil penjualan hewan ternak.

Hal tersebut diamini oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, Ia mendorong Petani Milenial Sleman untuk terus berinovasi menghasilkan produk-produk pertanian untuk menyukupi kebutuhan pangan di wilayah Sleman Khususnya, dan daerah lainnya jika memungkinkan.
“Kebutuhan mendha (kambing) untuk bahan pangan di Yogyakarta mencapai sekitar 5000 ekor. Salah satunya untuk menyuplai di Hotel- Hotel. Ayo, ini pasar yang bagus, tingkatkan inovasi dan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk meraih peluang ini,” ujar Kustini.
Pada kesempatan tersebut, Kustini juga berharap kolaborasi yang telah terjalin antara Pemerintah Kabupaten Sleman dengan Polbangtan Yogyakarta Magelang selama ini dapat terus berjalan.
“Kami tetap berharap pendampingan yang dilakukan oleh Polbangtan YoMa di wilayah Sleman terus berjalan dan semakin kolaboratif dengan program-program yang ada di dua instansi,” pungkasnya.
Dalam Keterangan terpisah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) turut menegaskan pentingnya aksi kolaboratif dalam pembangunan pertanian, “Kerja-kerja kolaboratif itu memang bisa dilakukan dan dampaknya nyata. Masing-masing dari kita bisa memainkan peran dengan memanfaatkan setiap jengkal lahan,” ucap SYL.
Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengatakan selain kolaborasi, pemanfaatan inovasi teknologi juga hal mutlak yang kini harus dilakukan. “Terapkanlah Smart Farming, cirinya yaitu Pertama memanfaatkan bioscience, bioteknologi, dan varietas unggul. Kedua, pemanfaatan alsintan untuk menekan biaya produksi, dan ketiga gunakan Internet of Things (IoT) untuk sistem agribisnis modern dari huku hingga hilir,” kata Dedi.