Kementerian Pertanian RI melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang bekerjasama dengan Anggota Komisi IV DPR RI gelar Bimbingan Teknis bagi Penyuluh dan Petani Milenial Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Gelaran Bimtek merupakan salah satu upaya Kementerian Pertanian dalam meningkatkan kapasitas SDM Pertanian untuk mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.
“Kita fasilitasi mereka, kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, alsintan, jejaring hingga jejaring pemasaran,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Pada keterangan terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa peningkatan produktivitas pertanian dilakukan melalui peningkatan kualitas, kapasitas, dan pengetahuan SDM pertanian, baik penyuluh maupun petani, “SDM yang tentunya berdaya saing tinggi, berkompetensi dan jeli melihat potensi pasar.”
Bimtek yang diikuti oleh 70 Petani dan 10 orang Penyuluh ini mengangkat tema “Budidaya dan Pemasaran Bonsai”. Hadir langsung dalam acara yaitu Teti Rohatiningsih selaku Perwakilan Anggota Komisi IV DPR RI, Wakil Direktur II Polbangtan Yogyakarta Magelang, Sujono, dan didampingi oleh perwakilan Dinas Pertanian setempat.

Didapuk membukan acara, dalam sambutannya Sujono berharap kegiatan Bimtek ini selain memberikan tambahan pengetahuan bagi para peserta namun juga dapat membangun jejaring diantara petani maupun instansi.
“Membangun pertanian, memulai bisnis pertanian itu tidak bisa sendirian. Oleh karena itu kami harap bapak ibu dapat mengambil momen pada kegiatan ini untuk membentuk kelompok, agar kita bisa saling belajar sekaligus wadah untuk berproduksi dan membangun kerjasama,” jelasnya.
Melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat, lanjut Sujono, Polbangtan Yogyakarta Magelang siap bekerjasama dan mendampingi kegiatan pengembangan pertanian dan usaha agribisnis sebagai tindak lanjut Bimtek ini.

Sementara, Teti Rohatiningsih menyatakan melalui kegiatan ini pihaknya bermaksud menggali potensi bisnis bonsai di Wilayah Cilacap, “Sudah banyak komunitas pecinta maupun penjual bonsai di wilayah Cilacap ini. Kami ingin mendorong usaha Cilacap menjadi sentra bonsai. Karena usaha bonsai ini mempunyai pasar yang stabil, segmen yang unik dan khas yaitu hobiis, dan tidak terlalu terpengaruh dinamika ekonomi serta keuntungan ekonomi yang tinggi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Teti menyatakan bahwa Bimtek merupakan salah satu upaya memberikan pendidikan yang cukup bagi masyarakat, agar bisa berkarya sehingga terbentuk masyarakat sejahtera dan tercipta lingkungan sosial yang kondusif.

Hadir sebagai pemateri yaitu Budi Kuswanto, Ketua Litbang Persatuan Pecinta Bonsai Indonesia (PPBI) menjabarkan bahwa dalam berbisnis bonsai, kualitas barang adalah kunci utama keberhasilan bisnis bonsai, “setidaknya ada empat kriteria yang harus dipenuhi pada pohon bonsai, yaitu penampilan, keserasian, gerak dasar, dan kematangan. Dari empat kriteria inilah pohon bonsai memiliki nilai jual yang tinggi.”
Budi menyebutkan bahwa ada beberapa pohon bonsai yang mudah dikembangkan dan mempunyai nilai jual tinggi seperti, beringin, hokianti atau arsia, anting putri, dan melati gambir, “tanaman tersebut relatif mudah dikembangkan dan tidak perlu teknik tinggi.”
Kegiatan ini juga didukung penuh oleh pihak Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap. Surur Hidayat, selaku perwakilan menyampaikan bahwa pihaknya saat ini telah mendukung dengan kebijakan mengenai budidaya tanaman bernilai ekonomi tinggi dan memberikan pendampingan yang intensif kepada masyarakat.