Optimalkan BPP Kostratani, Polbangtan Kementan Upayakan Digitalisasi Satu Data Pertanian

Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang terus mendorong realisasi target Digitalisasi Satu Data Pertanian. Bekerjasama dengan Dinas Pertanian Gunungkidul, Polbangtan YoMa menggelar Rapat Koordinasi Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KOSTRATANI) dengan tema Optimalisasi Agriculture Operation Room (AOR) Berbasis IT.

Direktur Polbangtan YoMa, Bambang Sudarmanto melalui perwakilannya yang hadir di lokasi menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini yaitu sebagai upaya Polbangtan YoMa untuk meningkatkan kapasitas Penyuluh dalam pemanfaatan teknologi informasi dengan output utama yaitu terinputnya data Kostratani dalam sistem Pelaporan Utama Pertanian (LAPUT).

“BPP Kostratani juga terkait dengan Big Data atau data yang memiliki skala, distribusi, keragaman yang sangat besar, dan abadi. Kostratani adalah sumber data. Maka seluruh data pertanian yang dibutuhkan harapannya ada di Kostratani. Sehingga proses pendataan pada kostratani membutuhkan arsitektur teknikal dan metode analitis yang inovatif untuk mendapatkan wawasan yang dapat memberikan informasi yang bermakana,” terang Bambang secara terpisah.

Semua data harus dapat diakses melalui sistem, sambung Bambang, untuk itu setelah data dasar terinput dengan benar, maka diperlukan penguatan data dan informasi. Pada kesempatan tersebut admin dari seluruh BPP Kostratani yang hadir melakukan updating, verifikasi, dan validasi data yang terdiri dari data statistika pertanian, data potensi  wilayah, data standing crop, data petani dan pengusaha pertanian milenial dengan NIK, data ketenagaan penyuluhan dan data kelembagaan petani.

Mengacu Instruksi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa Peran BPP Kostratani dalam pelaporan dan pemutakhiran data pertanian merupakan hal yang mutlak.

“Kostratani tempat kita berkumpul dengan cara-cara baru. Kita tinggalkan pola lama, cara usang yang tidak cocok lagi untuk mengelola pertanian. Kita gunakan pendekatan teknologi 4.0 untuk satukan petani dengan penyuluh di daerah dengan Kementan di Jakarta. Kita hapus sekat pusat dan daerah,” ujar Mentan SYL.

Sementara dalam keterangan terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi megatakan bahwa Penyampaian Laporan Utama Kementan (Laput) berupa data terkini, langsung dari lapangan secara cepat dan akurat, menuntut sinergi petani dan penyuluh didukung petugas admin di BPP pelaksana KOSTRATANI.

“Laporan Utama Kementan merupakan instrumen untuk meghimpun data dan laporann capaian program-program utama Kementan dari Kecamatan, yang dilaporkan BPP Kostratani ke AWR di Jakarta,” terang Dedi Nursyamsi

Laporan tersebut, lanjut Dedi, akan dijadikan dasar alokasi pupuk, benih, dan obat-obatan. Akurasi penginputan data sangat vital karena akan berdampak besar jika sampai keliru.

Kepala Dinas Pertanian, Rismiadi, yang juga turut hadir secara langsung menyatakan bahwa Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu Kabupaten di wilayah DI Yogyakarta dengan jumlah penyuluh terbanyak sehingga diharpakan dapat memberikan kontribusi yang optimal.

“Ada 9 BPP Kostratani di wilayah Gunungkidul dengan 9 AOR (Agriculture Operation Room) yang sudah terfasilitasi IT, kami berharap fasilitas ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh SDM yang juga terampil di bidang IT,” tuturnya. Dengan pendampingan yang diberikan, pihaknya berharap BPP Kostratani semakin siap menjalankan program-program utama Kementerian Pertanian juga program di BPPSDMP

Leave a Reply

Skip to content