TANI AKUR dan Smart Farming, Dua Kunci Pembangunan Pertanian Indonesia

Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) kembali menggelar Millennial Agriculture Volume (MAF). Mengusung tema “Percepatan Regenarasi Petani Milenial Pemerintah Galakkan Program Tani Akur” kegiatan digelar secara daring dan diikuti lebih dari 700 partisipan.

Direktur Polbangtan YOMA, Bambang Sudarmanto, dalam sambutannya menyatakan bahwa pemilihan tema ini merupakan salah satu bentuk dukungan Polbangtan YOMA dalam mendorong peningkatan kapasistas wirausahawan muda pertanian. Mengingat bahwa penumbuhan wirausaha muda pertanian menjadi salah satu fokus program utama Kementerian Pertanian dalam mewujudkan target penumbuhan 2,5 juta petani milenial.

“Pengusaha yang sudah mengakses KUR menjadi salah satu indikator bahwa pengelolaan usaha ini sudah menuju kapasitas yang lebih besar, mempunyai perencanaan jangka menengah dan jangka panjang, serta mempunyai pasar dan jejaring yang luas,” kata Bambang.

Hal tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), dalam berbagai kesempatan selalu mendorong pelaku usaha dan petani untuk memanfaatkan dan mengakses fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR). Termasuk jika ada pelaku usaha yang akan mengembangkan integrated farming.

“Jika menengok serapan KUR pertanian tahun 2021, maka track record-nya terbilang cukup baik,” tegasnya.

Dari target sebanyak 70 triliun rupiah, ternyata yang terserap mencapai 85,6 triliun rupiah atau 122%. Mentan berharap, KUR yang ada dapat mendongkrak kinerja pertanian, khususnya di tahun anggaran 2022, seiring dengan upaya penguatan produksi pangan, nilai tambah, dan daya saing produk pertanian tersebut.

“Kami selalu bersoal dengan anggaran. Oleh karena itu, kita harus bisa terakselerasi dengan daya produktivitas yang lebih baik melalui pemanfaatan kebijakan KUR yang digulirkan Bapak Presiden Joko Widodo untuk dimanfaatkan di bidang pertanian,” ucapnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa beberapa tahun terkahir dunia sedang mengalami krisis pangan yang harus diantisipasi cepat salah satunya dengan memperkuat ketahanan pangan.

“Tiga tahun terakhir ini kita sudah dibantai oleh pandemi COVID 19 yang telah meluluhlantahkan semua sendi kehidupan, belum lagi ancaman climate change dan perang ukraina rusia yang berdampak pada produksi dan produktivitas pertanian dan berujung pada ancaman krisis pangan, urai Dedi.

Mitigasi dan adaptasi harus kita lakukan, lanjut Dedi, strategi yang dapat dilakukan yaitu melakukan subtitusi pangan impor dengan pangan lokal, mengembangkan pertanian modern dan smart farming, serta membuka akses permodalan.

“Ganti gandum dengan sorgum, jagung, singkong, ganti daging api dengan daging unggas. Bangun pertanian kita dengan 2 strategi yaitu penerapan smart farming dan galakkan akses kredit usaha rakyat (KUR). KUR ibarat energi, ibarat bensin bagi usaha kita, ia memegang peranan yang vital dalam agribisnis,” lanjut Dedi.

Dedi menandaskan bahwa sesungguhnya TANI AKUR adalah program pembangunan wirausaha muda pertanian, “saya yakin seyakinnya bahwa program TANI AKUR ini dapat menjawab tantangan pembangunan pertanian kita. Ingat keberlanjutan pertanian kita tergantung regenerasi petani kita. Disaat yang sama pembangunan pertanian kita juga tergantung dengan kesuksesan program agribisnis pertanian.”

Hadir sebagai pemateri yaitu Taufik Mawaddani dan Mungguh Bimo Prasetyo, Petani Milenial yang sukses membangun bisnis peternakan dan berhasil mengembangkan usahanya lewat KUR. Narasumber lain yang hadir yaitu Agoes Handoko Soeripno, Assistant Vice President Bank Mandiri Micro Cluster yang pada kesempatan tersebut berbagi mengenai prosedur dan manfaat KUR.

Taufik Mawaddani sebagai salah satu Petani Milenial yang sudah berhasil mengakses KUR mengatakan bahwa akses pembiayaan KUR ini diakui sangat membantu dalam mengembangkan usahanya. Ia juga menekankan bahwa para pengusaha muda yang bermaksud mengakses KUR disarankan untuk menggunakan sebagai modal untuk aset produksi selain itu pencatatan usaha juga sangat penting dilakukan.

“jika teman-teman berhasil akses KUR yang pertama dilakukan yaitu memperbesar aset produksinya jangan langsung membangun bangunan atau membeli peralatan, karena yang menghasilkan keuntungan itu ternaknya atau tanamannya. Kita juga harus memiliki catatan usaha yang rapih dan detail karena itu sebagai modal Bank percaya kepada kita,” ujar Dani, sapaan akrab Taufik Mawaddani.

Berdasarkan sisi Agoes sebagai perwakilan pihak Bank, KUR sendiri memang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas usaha mikro, kecil, dan menengah serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
“Melalui KUR kami berharap banyak usaha mikro dan kecil yang terus berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat luas karena dapat menyerap tenaga kerja,” tuturnya.

Materi yang bernas dari narasumber berhasil memantik diskusi dengan peserta. Terlihat dari antusiasme peserta untuk bertanya dan bertahan mengikuti kegiatan hingga akhir.

Leave a Reply

Skip to content