Jakarta – Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengatakan pertanian Indonesia masuk 25 besar dunia atau satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk dalam Index Keberlanjutan Pangan atau Food Sustainability Index (FSI).
Negara-negara yang masuk dalam 25 daftar tersebut harus memenuhi syarat 2/3 penduduk dunia dan sudah mencakup 87 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Dunia.
Peringkat tersebut merupakan hasil lembaga riset dan analisis ekonomi internasional berpusat di Inggris, The Economist Intelligent Unit (EIU) dan Barilla Center for Food and Nutrition (BCFN) Foundation.
Kedua lembaga ini merilis Indeks Keberlanjutan Pangan pada Desember 2016. Indonesia berada di peringkat 21 dari total 113 negara dengan skor 50,77 setelah Brasil serta berada di atas Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, dan India.
“Ada info yang menarik, tadi subuh kami terima sms yang dirilis tentang Indeks Keberlanjutan Pangan atau Food Sustainability Index (FSI), Indonesia di 21 di dunia dari 113 negara,” ungkap Amran di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (3/7/2017).
Bahkan menurutnya untuk kategori sustainable agriculture, Indonesia berada di ranking 16 (skor 53,87) setelah Argentina serta berada di atas Cina, Ethiopia, Amerika Serikat, Nigeria, Arab Saudi, Afrika Selatan, Mesir, Uni Emirat Arab, dan India.
Dalam kategori ini, Indonesia mendapat skor tinggi pada ketersediaan sumber daya air yang melimpah, rendahnya dampak lingkungan sektor pertanian pada lahan, keanekaragaman hayati lingkungan, produktivitas lahan, serta mitigasi perubahan iklim.
“Pada indikator tertentu kita berada di urutan 16 dunia. Ini berkat kerja keras kita semua. Di 2016 global food securtiy index itu lompatan paling tinggi, 2,7. Ini tanda tanda baik untuk Indonesia. Mimpi kita masuk sepuluh besar dan 2045 Indonesia jadi lumbung pangan dunia,” terangnya.
Sedangkan dari aspek food loss and waste, Indonesia berada di peringkat 24 (skor 32,53) setelah Uni Emirat Arab dan berada di atas Arab Saudi. Pada aspek ini Indonesia termasuk dalam kategori sedang dalam upaya mengatasi masalah kehilangan makanan (food loss).
Sementara pada aspek nutritional challenges, Indonesia masuk pada peringkat 18 (skor 56,79) setelah Brasil serta berada di atas Turki, Rusia, Mesir, Meksiko, Afrika Selatan, Nigeria, dan India. Pada kategori ini Indonesia dipandang mampu mengatasi masalah defisiensi micronutrient, prevalensi kelebihan gizi, kurang gizi, kelebihan gula, serta mampu membeli makanan segar.
Amran menilai, Ini prestasi yang sangat luar mengingat sebelumnya Juni 2016 lembaga riset EIU juga merilis bahwa Indonesia peringkat 71 dari 133 negara dengan peningkatan terbesar di dunia dengan skor 2,7 pada Global Food Security Index (GFSI). sumber https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3546423/pertanian-ri-masuk-25-besar-dunia?_ga=2.249326656.652799475.1499067316-2024927797.1486606340