PWMP LimaO Syrup, Kisah Sukses Kolaborasi STPP Yogyakarta – Untan Pontianak

Kementerian Pertanian RI mengapresiasi dan mendorong pengembangan agrosociopreneur produk minuman LimaO Syrup di Pontianak, Kalimantan Barat, dalam upaya regenerasi petani melalui program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) sehingga mampu menaikkan harga jeruk limau dari Rp3.000 menjadi Rp6.000 per kg.

PWMP LimaO Syrup, Kisah Sukses Kolaborasi STPP Yogyakarta - Untan Pontianak

Inilah kisah sukses dari kolaborasi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian – STPP Yogyakarta dan Universitas Tanjungpura (Untan) memotivasi mahasiswa dan alumni fakultas pertanian mencintai sektor agribisnis.

Hal itu dikemukakan oleh Ketua STPP Magelang, Ali Rachman; dan Ketua Pelaksana PWMP STPP Yogyakarta, Siti Astuti didampingi Kabag Administrasi Umum STPP Magelang, Irwan Johan Sumarno pada rapat koordinasi PWMP 2018 di Pontianak, Minggu (1/4).

Ali Rachman mengatakan 88 kelompok siswa, mahasiswa, dan alumni perguruan tinggi diberi kesempatan untuk mengembangkan usaha di sektor pertanian, seperti dikembangkan oleh Kelompok PWMP LimaO Syrup – Pontianak, yang berhasil menaikkan nilai jual jeruk limau di kisaran Rp3.000 di tingkat petani menjadi Rp6.000 per kg setelah dibeli oleh LimaO Syrup.

“Inovasi yang sangat bagus, perlu dikembangkan variasi rasa dan manfaat produk terutama untuk kesehatan konsumen. Usahakan produk ini mampu merajai 50 persen pasar sirup di Pontianak,” katanya.

Fungsi Sosial PWMP
Dia mengharapkan PWMP bisa berkembang dengan menggandeng petani dan potensi pertanian setempat, seraya mengingatkan agar bahan baku sirup dari petani harus dibeli dengan harga yang lebih tinggi sebagai upaya nyata wirausahawan muda turut meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

Siti Astuti selaku Ketua Pelaksana PWMP STPP Yogyakarta mengingatkan tentang konsep wirausaha bidang pertanian diharapkan mengedepankan aspek sosial di masyarakat, tidak hanya mengejar keuntungan usaha tapi juga wajib peduli kepada masyarakat sekitar, khususnya petani gurem.

“Kami berharap program PWMP dengan sasaran siswa SMK PP, mahasiswa STPP dan alumni perguruan tinggi yang telah berjalan tiga tahun dapat melahirkan wirausahawan muda pertanian yang sekaligus menjadi penggerak dan menciptakan lapangan kerja baru,” katanya.

Ketua Kelompok PWMP LimaO Syrup, Panca mengaku mengembangkan produk minuman tersebut didukung dua anggota kelompoknya dengan bahan baku jeruk limau yang dikenal sebagai jeruk sambal, yang harga jualnya sangat murah namun dengan kreativitas dan kerja keras mereka, dapat meningkatkan ´posisi tawar´ jeruk limau dengan harga yang menguntungkan petani.

Panca mengatakan setelah kelompoknya mendapatkan bantuan program PWMP dari Kementan pada 2017, saat ini telah memiliki beberapa kedai limau di Pontianak, ibukota Provinsi Kalbar, dan pembelinya dari berbagai kalangan. Juga aktif mengikuti pameran produk pertanian hingga ke perbatasan Indonesia dan Malaysia.

“Produk kami sudah menembus pasar retail, rumah makan, hypermart seperti Transmart, toko oleh-oleh khas Pontianak dan pemesanan melalui aplikasi online. Harganya Rp25 ribu per botol,” kata Panca.

Leave a Reply

Skip to content