Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta -Magelang (Polbangtan Yo-Ma), Minggu (03/03/2019) melaksanakan gropyokan (berburu) tikus di Bulak Kedungbanteng, desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan Sleman. Kegiatan yang melibatkan mahasiswa, dosen dan civitas akademika ini sebagai wujud pembelajaran di lapangan yang sesungguhnya atau Teaching Farm dan pengabdian masyarakat.
Dalam pelaksanaan gropyokan tikus ikut hadir perwakilan PJ Upsus Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kapusdik BPSDMP Kementerian Pertanian yang diwakili Drs Gunawan Yulianto MM MSi, Dosen Budidaya Tanaman Pangan Suharno SP.MP, Kepala BPTP Yogyakarta, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sleman Jajaran Koramil Kecamatan Moyudan, Kelompok Tani dan Gapoktan serta PPL Balai Penyuluhan Pertanian.
Kegiatan ini bertujuan mengendalikan serangan hama tikus sampai dibawah ambang batas dalam rangka peningkatan Luas Tambah Tanam dan Percapatan Tanam seluas 62 ha untuk komoditas padi di Moyudan.
“Tikus sawah merupakan salah satu jenis hama tanaman padi yang dapat mengakibatkan kerugian besar dan meresahkan petani,” ujar Suharno.
Meningkatnya luas serangan hama tikus bisa disebabkan tidak adanya antisipasi. Menurut Suharno gerakan massal secara intensif pembersihan lahan dan pengasapan lubang-lubang tikus sebelum tanam dapat munurunkan populasi tikus secara frontal.
Oleh karenanya, aksi tersebut hendaknya juga dilakukan secara serentak di tempat lain. Tujuannya agar dampak pembasmian tikus maksimal dan hasil panen petani meningkat.
“Kalau tikus bisa dibasmi, pematang sawah juga tidak akan dilubangi. Lubang pada pematang sawah itu bisa mengakibatkan longsornya pematang sawah dan kebocoran air irigasi,” imbuhnya.
Sementara Menurut Gunawan gropyokan dilakukan agar serangan hama tikus dapat dikendalikan saat memasuki musim tanam dan perluasan tambah tanam tercapai di Maret ini.
“Maka dari itu perlu melakukan gerakan massal pembersihan lahan dan pengasapanan lubang-lubang tikus sebelum musim tanam, aksi pengendalian hama tikus diharapkan mampu menekan berkembangnya tikus di masa tanam mendatang” jelasnya.
Gropyokan di Bulak Kedungbanteng yang dimulai dari pukul 06.00 sampai 09.00 WIB ini berhasil memperoleh sekitar 380 ekor dalam keadaan mati. Aksi itu dilakukan karena tiga kali masa tanam, petani tidak bisa panen karena serangan tikus. Apalagi berdasarkan data dari Dinas Pertanian DIY, Moyudan merupakan daerah endemis tikus.
“Sehingga gerakan gropyokan tikus perlu dilaksanakan. Polbabgtan YoMa juga memberikan bantuan 15 liter Herbisida,” ungkapnya.