Kementerian Pertanian (Kementan) gencar mendorong pengembangan hilirasi produk pertanian. Upaya ini dilakukan guna meningkatkan ketahanan pangan dan perekonomian nasional dengan mendorong para petani dan pelaku usaha pangan untuk meningkatkan kualitas produk.
“Komoditi-komoditi dari pertanian lokal kita seperti singkong, talas, sorgum, dan bergitu banyak komoditi lainnya yang dapat dinaikkan kelasnya,” ucap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL).
Ia menambahkan sesuai arahan Presiden Jokowi, Komoditi pangan lokal Indonesia harus digenjot untuk mampu bersaing di pasaran. Oleh karenanya, pangan lokal harus dipersiapkan dan diperkenalkan dengan baik
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa olahan pangan lokal bisa menjadi nilai tambah dalam meningkatkan kesejahteraan petani.
Dedi menambahkan peran penyuluh dan dukungan SDM pertanian yang berkualitas sangat penting dalam mewujudkan tubuhnya usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan harga yang wajar di tingkat petani.
“Penyuluh dapat berperan untuk menghubungkan petani dan pelaku usaha, menghubungkan petani dengan sumber informasi dan teknologi, mendorong petani dalam pengolahan atau kegiatan pasca panen dan pemasaran,” rinci Dedi
Menindaklanjuti hal tersebut, Tim Pendampingan Petani Kabupaten Boyolali bentukan Polbangtan YoMa melakukan serangkain kegiatan peningkatan kapasitas Kelompok Petani (POKTAN) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kabupaten Boyolali.
Singkong dan Pisang menjadi dua komoditas yang dilirik untuk dikembangkan. Pasalnya 2 komoditas tersebut menjadi salah satu komoditas yang melimpah di Kecamatan Teras dan Kecamatan Nogosari, Boyolali.
“Produksi singkong di Kecamatan Teras hampir merata ada di setiap desa, sedangkan di Kecamatan Nogosari selain singkong, pisang juga cukup banyak ditanam petani,” jelas Joko Suhartono, Kepala Dinas Pertanian Boyolali.
Endah Puspitojati, selaku ketua Panitia kegiatan Pendampingan sekaligus Ketua Jurusan Pertanian Polbangtan YoMa menjabarkan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa upaya dalam rangka pengembangan hilirasasi komoditas singkong dan pisang tersebut.
“alumni yang diterjunkan di lapangan bekerjasama dengan BPP dan Dinas Pertanian Boyolali telah melakukan serangkaian kegiatan dalam upaya hilirasai produk ini, mulai dari memberikan pelatihan olahan pangan secara rutin, fasilitasi alat pengolahan, monitoring penggunaan alat, hingga pendampingan packaging dan pemasaran produk,” jabarnya.
Produk yang berhasil dihasilkan dari rangkaian kegiatan tersebut diantaranya yaitu olehan Browsing (brownis singkong), emping singkong, sale pisang gulung, dan tepung mocaf.
“Dalam jangka panjang Pelatihan Pengolahan Pangan Lokal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan penghematan pengeluaran, serta menyerap tenaga kerja,” tambah Endah
Source: Geraldo A. Rimartin, S.TP, M.Sc