Antisipasi Kamatian Tanaman, Sirsak disiram Intensif

pertanian.polbangtanyoma.ac.id Kekeringan melanda hampir seluruh Pulau Jawa tidak terkecuali Daerah Istimewa Yogyakarta, berita terkait kekeringan di media telah umum dilihat setiap hari, bahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yogyakarta telah menetapkan status siaga bencana kekeringan. Status ini ditetapkan setelah melihat banyaknya daerah yang dilanda kekeringan, dan berlaku sampai tiga bulan ke depan. Penetapan jangka waktu ini didasarkan atas SK Gubernur tentang penetapan siaga bencana. Meski demikian, SK siaga kekeringan bisa segera dicabut jika kurang dari tiga bulan masalah kekeringan sudah teratasi.

STPP Yogyakarta juga mengalami kekeringan, kondisi ini terlihat dari mulai berkurangnya cadangan air sumur dan kolam, tidak kurang 3 (tiga) sumur harus diperdalam agar mendapat air yang lebih banyak dan penataan saluran air dari Sungai Gajah Wong agar bisa mendapatkan serapan air untuk sumur-sumur di lingkungan kantor dan asrama. Taman kantor dan kebun praktek tidak luput dari kekeringan, semua rumput menguning dan banyak pohon yang mulai meranggas kekeringan. Penyiraman yang dilakukan baru bisa intensif setelah saluran air mulai berfungsi awal Oktober 2014, setelah mengalami kerusakan di pintu air balai kota yogyakarta hampir selama 6 bulan. Tanaman-tanaman koleksi berbagai varietas dan klon seperti mangga, matoa, durian, kopi, kakao, anggur, sirsak, sawo kecik, sawo apel secara intensif telah di siram agar tetap bisa bertahan dan berbuah.

PENYIRAMAN SIRSAK STPP YOGYAKARTA

Kegiatan praktek budidaya tanaman sempat terhambat karena keterbatasan air, penyiraman yang dilakukan dari sumur memiliki keterbatasan karena lambatnya mata air mengisi kembali. Hambatan lain yaitu kondisi tanah di lahan STPP merupakan tanah latosol yang memiliki tekstur lempung berpasir dimana kemampuannya menahan air lebih rendah dibandingkan tanah yang memiliki tekstur liat. Beberapa mahasiswa ketika dihubungi menyatakan bahwa kegiatan praktek tahun ini lebih berat karena harus membawa air dengan ember dan gembor dari sumur yang lebih jauh, karena kewajiban mata kuliah produksi tanaman tentunya ini harus dilakukan.

Pengelola pertamanan STPP Yogyakarta Bapak Farid Budianto menyatakan bahwa tanaman koleksi bisa disiram dan diselamatkan tetapi mungkin buah yang dihasilkan tahun ini tidak begitu baik, karena stress tanaman terhadap kekeringan sangat tinggi tahun ini, ciri yang terlihat benar yaitu banyak ranting kecil yang sedianya akan menjadi cabang produksi akhirnya kering dan menggangu bentuk tanaman secara keseluruhan. Petugas taman Bapak Teguh Risbiyanto menambahkan bahwa tanaman sirsak yang mendapat giliran disiram hari ini berusia 2 tahun, harusnya sudah mulai berbuah, tetapi karena kondisi kekeringan maka tidak jadi berbuah dan hanya mempertahankan pertumbuhan daun dan cabang.

Leave a Reply

Skip to content