Badan SDM Kementan Genjot Regenerasi Petani

Jumlah petani di tanah air mengalami penurunan tiap tahunnya. Hal tersebut sesuai Sensus Pertanian 2013 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Merespons dinamika ini, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) sedikitnya melakukan enam upaya untuk regerenasi petani. Pertama, transformasi pendidikan tinggi vokasi pertanian.

 

“Semula STPP (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian) hanya berorientasi menghasilan penyuluh pertanian, be​​rtransformasi menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian yang berorientasi untuk menghasilkan wirausahawan muda di bidang pertanian,” ujar Kepala BPPSDMP, Momon Rusmono.

Ada 10 STPP yang akan diubah menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian dan tersebar di Medan, Bogor, Malang, Yogyakarta, Magelang, Gowa, serta Manokwari. Tiga SMK Pertanian Pembangunan (PP) di Banjar Baru Kalimantan Selatan, Sembawa Sumatera Selatan, dan Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), pun akan dinaikkan statusnya menjadi politeknik.

Kedua, menginisiasi Program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian bagi alumni perguruan tinggi pertanian. Kegiatan tersebut bersinergi dengan 16 perguruan tinggi negeri (PTN). Ketiga, pelibatan mahasiswa/alumni/pemuda tani dalam pendampingan/pengawalan program-program Kementan.

Keempat, menumbuhkan kelompok usaha bersama (KUB) di bidang pertanian bagi pemuda tani. Kelima, pelatihan dan magang bagi pemuda tani. “Keenam, mendorong penyuluh untuk menumbuhkembangkan kelompok pemuda tani,” pungkas Momon.

Berdasarkan Sensun Pertanian 2013, tercatat ada 26,14 juta rumah tangga usaha pertanian atau turun 16,32 persen dibanding sepuluh tahun silam. Usaha pertanian di Indonesia didominasi jenis usaha rumah tangga.

Sedangkan survei LIPI mencatat Indonesia terancam krisis petani. Pasalnya, sebagian besar petani berusia 45 tahun ke atas. Cuma sekira tiga persen anak petani yang meneruskan usaha tani keluarganya.

“Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat kebijakan regenerasi petani di negeri ini untuk mencegahnya, yakni dengan mendorong pemuda menjadi petani,” ujar peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Vanda Ningrum, disitat dari situs resmi LIPI.

Empat Aspek
Katanya, pemerintah harus memperhatikan empat aspek untuk mendorong pemuda menjadi petani. Pertama, kebijakan memberikan akses lahan bagi pemuda. Kedua, adanya jaminan pasar bagi pemuda tani untuk mengelola pertanian.

Ketiga, pendidikan tentang teknologi serta variasi teknik budidaya berkelanjutan kepada pemuda pedesaan, khususnya di lahan pertanian terbatas. Terakhir, adalah pemberian insentif untuk menarik pemuda menjadi petani.

Vanda menegaskan, regenerasi tersebut cukup penting, karena terkait kedaulatan pangan di masa datang dan sebagai bentuk gerakan petani yang otonom dalam era globalisasi. “Pemerintah perlu memberikan perhatian besar,” tegasnya. sumber  http://rilis.id/jurus-badan-sdm-kementan-genjot-regenerasi-petani.html

 

Leave a Reply

Skip to content