Bupati Sleman Bersama Polbangtan Kementan Kukuhkan Pengurus Jaringan Petani Milenial

Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sleman kukuhkan Jaringan Petani Milenial (JPM) di Tingkat Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Penyuluhan Pertanian, Pangan dan Perikanan (UPTD BP4) Kabupaten Sleman Wilayah VII Prambanan.

Pengukuhan 20 orang pengurus jaringan petani milenial itu dilakukan secara langsung oleh Bupati Sleman didampingi oleh Direktur Polbangtan YoMa yang diwakili oleh Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM). Kegiatan Pengukuhan ini juga dibarengi dengan acara panen bersama padi organik.

Kustini Sri Purnomo, Bupati Sleman, mengatakan bahwa 20 orang yang dikukuhkan hari ini nantinya bertugas membantu meresonansi penumbuhan petani milenial di Kabupaten Sleman, Khususnya wilayah UPTD BP4 Prambanan.

“Pengukuhan pengurus petani milenial ini merupakan upaya kita untuk menumbuhkan dan membentuk petani milenial yang produktif, maju, dan modern dalam rangka melakukan regenerasi SDM pertanian,” tuturnya.

Dalam sambutannya, Kustini juga mendorong petani-petani milenial Kabupaten Sleman agar berpikir kreatif, inovatif, profesional, dan berdaya saing.

“Saat ini masih banyak generasi muda yang enggan bertani, hal ini bukan hanya karena pertanian dinilai kurang prospektif dan tidak bergengsi, tetapi juga karena sedikitnya informasi tentang bertani di era modern,” ujar Kustini.

Hermawan, selaku Kepala UPPM yang turut hadir dalam kegiatan mengungkapkan bahwa pihaknya siap mendukung penumbuhan dan resonansi dengan melakukan pendampingan yang intens dan sesuai dengan kebutuhan serta potensi lokal.

“Bukan hanya sekedar dikukuhkan, para pengurus JPM ini akan terus kami dampingi sesuai dengan kebutuhan dan potensinya. Pendampingan agribisnis dan praktik budidaya modern menurut kami menjadi bekal yang penting di era seperti sekarang,” ujar Hermawan.

Pada keterangan terpisah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo turut menekankan pentingnya penerapan pertanian pintar untuk dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan bersaing di era 4.0 ini.

“Pertanian kedepannya dihadapkan dengan tantangan besar yakni perubahan iklim dan pandemi seperti sekarang ini yang membutuhkan penerapan teknologi- teknologi yang dapat mendukung penerapan Pertanian Pintar atau Smart Farming,” tandasnya.

Senada dengan SYL, Kepalan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pertanian modern dengan teknologi smat farming merupakan sistem yang terdapat keterkaitan erat antar subsistem, mulai dari hulu hingga hilir, yang didukung oleh tenaga kerja dan lembaga pendukung unggulan dan berpotensi menghasilkan keuntungan besar.

“Kaum milenial harus mampu mengembangkan Smart farming dengan semua potensi yang dimiliki daya dukung pengetahuan dan juga teknologi terkini yang ada sehingga bisa memudahkan dalam menangani sektor pertanian sehingga bisa menambah hasil pendapatan,” ujarnya.

Leave a Reply

Skip to content