Tim Pendampingan Petani Kabupaten Boyolali bentukan Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) kenalkan budidaya azolla kepada sejumlah petani sekaligus peternak itik di Kecamatan Ngemplak.
Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari program integrated farming yang digalakkan Kementerian Pertanian. Sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), yang menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen memperkuat pengembangan Integrated farming berbasis korporasi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Ia berharap Kabupaten Boyolali bisa menjadi salah satu penggerak utama sektor pertanian di wilayah Jawa dan menjadi contoh bagi daerah lainnya.
“Pertanian itu hal yang menjanjikan, hal yang menguntungkan sepanjang tahun, jika dikelola dengan baik. Apa yang bisa diproduksi selama 20 hari, lima bulan, hingga tahunan itu hanya pertanian,” ungkap SYL.
Kecamatan Ngemplak menjadi salah satu Kecamatan yang mendapat fasilitasi ternak itik pada tahun 2020 namun masih mengalami kendala dalam pemenuhan pakan. Oleh karena itu Tim Pendampingan berinisiatif melakukan pelatihan budidaya azolla sebagai pakan alternatif ternak.
Adalah Darma Satriya, salah satu alumni Polbangtan YoMa yang bergabung dalam Tim Pendampingan dan memiliki pengalaman yang cukup mumpuni dalam kegiatan ternak unggas. Darma berbagi ilmu dengan petani setempat mengenai penyediaan pakan alternatif bagi unggas yang bersumber dari tanaman paku air yang biasa tumbuh ekosistem persawahan.
“Azola merupakan sejenis paku air yang kaya kandungan protein dan mudah untuk dibudidayakan. Sangat cocok bagi petani yang juga memelihara ternak,” jelas Darma Satriya,
Menurut Darma, budidaya azola tidak memerlukan lahan khusus atau lahan yang luas, cukup memanfaatkan saluran irigasi sawah pun sudah bisa dilakukan.
“karena konsep pertanian yang diusung di daerah Ngemplak adalah Integrated farming, maka kita coba hubungkan antara kegiatan peternakan dan pertanian agar dapat berjalan beriringan,”tambah Darma.
Dengan memanfaatkan azolla sebagai pakan ternak, maka petani sudah dapat menghemat waktu dan biaya untuk merawat ternak itiknya.

Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Ngemplak sangat mengapresiasi upaya dari alumni Polbangtan YoMa yang mengenalkan budidaya azolla ini kepada petani setempat.
“Memang petani kami masih perlu bimbingan terkait penerapan integrated farming ini. Jangan sampai petani berpikir dengan menambah ternak maka mereka harus meluangkan waktu ekstra, sebenarnya ini dapat berjalan beriringan. Karena konsepnya adalah terintegrasi dengan kegiatan utama petani di sawah,” ujar Aryo Prakoso Jati salah satu PPL BPP Ngemplak.
Bambang Sudarmanto, Direktur Polbangtan YoMa mengatakan bahwa Tim Pendampingan yang terdiri dari alumni ini memang dibentuk dalam rangka untuk memfasilitasi petani dan penyuluh untuk meningkatkan kapasitasnya baik melalui pelatihan maupun pendampingan.
“Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Polbangtan YoMa merupakan kegiatan rutin tahunan. Selain sebagai salah satu kontribusi nyata terhadap upaya pembangunan pertanian, kegiatan ini merupakan salah satu wadah yang bagus bagi mahasiswa dan alumni kami untuk menerapkan ilmunya secara langsung di lapangan,” papar Bambang.
Hal tersebut senada dengan pesan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertaninan (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang berharap lulusan pendidikan vokasi pertanian menjadi salah satu agen perubahan pembangunan pertanian.
“Saya makin percaya anak muda yang mau terjun di bidang pertanian bisa punya peluang kehidupan ekonomi yang lebih baik, apalagi dengan kreatif memanfaatkan teknologi dan inovasi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kita,” ujar Dedi.
Pada kesempatan tersebut selain dilaksanakan kegiatan pelatihan budidaya azolla juga dilaksanakan pelatihan penanganan pasca panen dan pengemasan produk seta pengolahan telur asin.