Yogyakarta-Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) kembali menggelar Millennial Agriculture Volume (MAF) Edisi 4 Volueme 9. Setelah beberapa tahun belakangan MAF diadakan secara daring penuh, kali ini MAF diadakan secara hybrid dengan mendatangkan narasumber secara langsung dan diikuti oleh segenap Civitas Akademika Polbangtan YOMA.
MAF kali ini mengusung tema “Pengelolaan Varietas Untuk Mewujudkan Sistem Perbenihan Nasional Tangguh dan Berdaya Saing” bekerjasama dengan Pusat Perlindungan Varietas Tanaman – Perizinanan Pertanian (PPVT-PP) dan Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Pentingnya penggunaan benih varietas unggul dalam praktik budidaya pertanian ini turut digaungkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL).
Syahrul meminta seluruh stakeholder pertanian di Indonesia, mulai dari hulu ke hilir, untuk saling mendukung guna menciptakan ekosistem pertanian yang baik agar petani nyaman dalam berproduksi.
“Kita pikirkan langkah nyata apa yang harus dilakukan, mulai dari ketersediaan benih unggul, pupuk, pembiayaan, alat mesin pertanian (alsintan), hingga market yang menguntungkan bagi petani kita,” jelas Mentan Syahrul.
Dibuka langsung oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, kegiatan yang digelar secara hybrid ini diikuti lebih dari 870 partisipan daring dan 100 partisipan yang hadir langsung dalam ruangan.
Dedi dalam sambutannya mengatakan bahwa benih merupakan faktor penting dalam pertanian karena sangat mempengaruhi peningkatan produktivitas tanaman,
“Benih merupakan penentu produktivitas tanaman. Jika benih terjamin maka petani akan full senyum, hasilnya melimpah. Tapi, jika benih abal-abal meskipun input produksi sudah bagus, hasilnya juga akan zonk.
Jangan menggunakan bibit yang abal-abal,” kata Dedi.
Lebih lanjut Dedi juga mengungkapkan bahwa secara teknis, setidaknya ada tiga unsur yang harus dipenuhi agar produktivitas tanaman melimpah,
“Pertama benih varietas unggul, yang kedua nutrisinya, pupuknya harus diperhatikan, unsur-unsur organiknya harus dipenuhi, dan yang ketiga adalah air. Kebutuhan air dalam pertanian sama pentingnya dengan kebutuhan air pada manusia,” rinci Dedi.
Hal tersebut turut dikuatkan melalui pernyataan Direktur Polbangtan YOMA, Bambang Sudarmanto. Ia menekankan Pentingnya perbenihan untuk kemajuan pertanian bangsa, “Sehingga mahasiswa sekalian juga perlu memahami baik peraturan dan tata cara pendaftaran varietas secara online, serta pentingnya perlindungan varietas yang akan dijelaskan oleh para pembicara nanti. Timbalah ilmu sebanyak-banyaknya melalui forum ini,” pesan Bambang.
Menghadirkan narasumber dari PPVT-PP yaitu M. Asril, Wiji Astutiningsih, Nani Suwarni dan dimoderatori oleh M. Luthful Hakim, partisipan yang hadir diberikan pemaparan materi yang bernas tentang seluk beluk perbenihan.
“Akan kami bahas tuntas mulai dari bagaiman cara pendaftaran varietas tanaman, pelepasan varietas sebagai izin komersialisasi varietas unggul, hingga sistem perlindungan varietas tanaman di Indonesia,” ujar Luthful.
Dijabarkan oleh Asril bahwa Pendaftaran varietas lokal sebenarnya dapat didaftarkan oleh siapapun, “dengan cara melaporkan ke dinas pertanian setempat, dengan melampirkan foto dan mencantumkan keterangan, kemudian disertakan dengan tanda tangan bupati lokasi yang bersangkutan pada pendaftaran varietas lokal. Jika pendaftaran untuk varietas hasil pemuliaan, cara mendaftarkannya adalah ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian dengan melampirkan surat dengan tanda tangan bupati,” jelasnya.
Hadir juga dalam kegiatan yaitu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, Widiati yang berbagi pengalaman sukses tentang bagaimana Pemerintah Kabupaten Klaten berhasil mendaftarkan varietas padi rojolele srinar dan padi rojolele srinuk sebagai paten daerahnya.
“Klaten sudah mendaftarkan vaietas padi rojolele srinuk dan srinar. Kini perbanyakan Benih Varietas Rojolele Srinar dan Rojolele Srinuk diamanahkan kepada UPTD Agro Techno Park Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Klaten,” ujar Widiati.
Dua varietas padi kebanggan Kabupaten Klaten tersebut, saat ini masih hanya diperbolehkan untuk ditanam di wilayah Klaten saja sebagai upaya menjaga kemurniannya. Upaya Kabupaten Klaten mendaftarkan varietas tersebut juga diapresiasi oleh PPVT-PP dengan diberikannya Tanda Daftar Varietas Tanaman Varietas Pemulian.
RILIS BPPSDMP – 4 Maret 2023 (HUMAS/250)