Solo, Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) bekerja sama dengan Komisi IV DPPR RI, Luluk Nur Hamidah menyelenggarakan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Bimtek ini mengambil tema “Peduli Lingkungan dan berbisnis pertanian”. Kegiatan Bimtek diselenggarakan pada hari Kamis, 30 September 2021, di Kusuma Sahid Prince, Solo, Jawa Tengah. Bimtek dihadiri Wakil Direktur I Polbangtan YoMa, Luluk Nur Hamidah – Anggota Komisi IV DPPR RI (secara virtual) dan sekitar 100 Pemuda Petani Milenial serta Penyuluh Pertanian dari Karanganyar.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, “Kabupaten/kota di tiap provinsi se- Indonesia harus bisa menjadi sentra produsen pertanian. Kembangkan usaha/bisnis pertanian sesuai potensi daerah anda, karena komoditas pertanian dibutuhkan untuk Indonesia dan negara-negara lain”.
“Pertanian Indonesia bisa dijalankan model bisnis inklusif, sebagai pertanian berkelanjutan dan bisa mengangkat harkat kesejahteraan para petani”, imbuh Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP).
“Kerukunan dan solidaritas petani-pemuda tani dalam membangun bisnis pertanian harus kita dukung dan majukan terus, terutama dalam menghadapi persoalan atau masalah pertanian di lapangan. Penyuluh sebagai garda terdepan pertanian dalam mengembangkan dan me-modern-kan bisnis sektor pertanian. Bersama Kementan, ayo kita tingkatkan pengetahuan, skill, perilaku penyuluh dan kemampuan adaptasi penyuluh Indonesia”, jelas Luluk, anggota Komisi IV DPPR RI.
Bapak/Ibu disini bisa menjadi inspirasi bagi para calon petani milenial untuk meregenerasi bisnis pertanian agar diminati para anak muda. Mari kita mengajak masyarakat sekitar untuk mengonsumsi
makanan sehat, berkebun organik, berbisnis usaha pertanian dengan memanfaatkan lahan-lahan tidak produktif atau lahan tidur untuk unit usaha sosial bidang pertanian, tutur Vania Febriyantie, Project Director – Seni Tani.
“Petani harus pede pada bisnis atau usahanya, karena kalau petani mogok pasti masyakarat kita bisa kelaparan. Saya mengajak saudara menggunakan selembar kertas berupa Kanvas Model Bisnis (KMB) untuk menggambarkan bagian penyusun bisnis pertanian. KMB ini sebagai penyederhanaan dari rencana atau model bisnis yang rumit”, kata Syukur Fahruddin, Praktisi Bisnis Pertanian.
“Kami mengajak para peserta bimtek untuk berbisnis pertanian dan mengembangkan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Bapak/ibu di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta bisa berkolaborasi atau bekerjasama dengan Polbangtan YoMa dalam menjalankan bisnis tani tersebut sesuai capaikan kami dalam menumbuhkan agrosociopreneur”, jelas Sujono, Wakil Direktur I Polbangtan YoMa.
Source: Bayu Wijaya, S.TP, M.Ec.Dev