Kementan Dorong Polbangtan YoMa Kembangkan Benih Unggul

Ketersediaan dan kecukupan benih berkualitas telah menjadi salah satu perhatian Kementerian Pertanian. Pasalnya Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, ketersedian benih bermutu merupakan salah satu komponen penting dalam peningkatan produktivitas komoditas pertanian.

“Penggunaan benih bermutu merupakan suatu keharusan dalam pertanian. Bagaimana kita bisa mencukupi pangan, jika benih yang kita gunakan buruk, hasilnya pun akan ikut buruk,”kata SYL.

Menindaklanjuti arahan Mentan, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis mengenai Perbanyakan Benih Kacang Panjang Varietas Unggul. Kegiatan diikuti oleh sejumlah dosen, calon dosen, petugas laboratoriun pendidikan, dan petugas teknis lapangan. Menghadirkan narasumber dari mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri, peserta mendapat pelatihan di Kebun Teaching Factory (TEFA) Karangsari pada Jumat (30/7).

Suryanto selaku narasumber sekaligus staf Research and Development dari Mitra DUDI, memaparkan materi tentang teknik perbanyakan benih, khususnya benih kacang panjang sebagai salah satu komoditas hortikultura mulai dari persiapan tanam sampai panen.

“benih berkualitas tidak tumbuh begitu saja, perlu perlakukan khusus pada setiap tahap, bahkan mulai dari persiapan lahannya,” jelas Suryanto.

Lebih lanjut Suryanto menjelaskan bahwa peran benih yang bermutu dan berkualitas merupakan kunci sukses peningkatan produksi hortikultura.

“keberhasilan budidaya tanaman, khususnya hortikultura, 50% nya ditentukan oleh benih. Jika sudah salah benih dipastikan akan gagal panen, karena kalau salah pupuk kita masih bisa koreksi, kalau salah benih akan merusak semua alur produksi,” imbuh Suryanto.

Hermawan, Kepala TEFA Polbangtan YoMa mengatakan bahwa alasan diadakan kegiatan adalah Untuk mempersiapkan dan membekali tenaga teknis dilapangan dalam melakukan persiapan, proses budidaya, perawatan, panen dan penanganan hasil panen benih nantinya.

“Baik tenaga teknis lapangan mapuan Dosen harus menguasai mengenai teknik perbenihan, bagaimana menciptakan benih yang ungul dan berkualitas. Agar apa yang diajarkan kepada mahasiswa nantinya tidak sebatas teori,” ucap Wawan.

Pelibatan DUDI sebagai narasumber pelatihan diakui Wawan juga sebagai salah satu upaya penyingkronan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan DUDI.

“Agar apa yang nanti kita hasilkan sesuai dengan standar pasar, perlu adanya keterlibatan DUDI sebagai pihak yang paham akan kemauan pasar,” terangnya

Turut hadir dalam kegiatan yaitu Ketua Jurusan Pertanian, Endah Puspitojati yang mengusulkan agar kegiatan ini bisa di sinkronkan dengan kegiatan penelitian dosen, khususnya dari Program Studi Teknologi Benih.

“Penelitian yang dilakukan ini seyogyanya bisa dituangkan dalam bentuk   tulisan ilmiah, sehingga dapat didiseminasi ke khalayak luas,” harap Endah.

Harapan Endah ini sejalan dengan pesan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi. Menurutnya, SDM pertanian mulai dari petani, penyuluh tak terkecuali dosen dan tenaga pendidik harus terus meng-update ilmu, meng-update pengalaman, meng-upgrade kapasitas sehingga bisa menjadi manusia yang handal profesional.

“Dosen merupakan pendidik profesional yang memiliki tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Boleh dikatakan, dosen merupakan ujung tombak suatu perguruan tinggi,” katanya.

Leave a Reply

Skip to content