Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) berkomitmen untuk perkuat kawasan korporasi pertanian keluarga berbasis integrated farming di di Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali dengan melakukan kunjungan kerja untuk meninjau langsung perkembangan di lapangan pada Jumat (30/7).
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian serius mewujudkan kemandirian pangan jangka panjang. Dalam skala nasional, Kementan tengan membangun beberapa kawasan Food Estate dan dalam skala kecil, sedang didorong penumbuhan korporasi pertanian skala keluarga. Kabupaten Boyolali menjadi salah satu sasaran percontohan pelaksanaan program tersebut.
“Harapan kami, Kabupaten Boyolali harus menjadi lokomotif, mejadi pioneer hadirnya upaya-upaya pembangunan pertanian di Jawa Tengah atau bahkan Nasional,” ujar SYL didepan anggota kelompok tani yang hadri dalam acara.
Sekitar 30% dari masyarakat Boyolali merupakan petani dengan komoditas unggulan di antaranya padi, jagung, pepaya, bawang merah, cabai, kencur, jahe, dan susu sapi. Namun, SYL tetap berharap agar Pemerintah Kabupaten bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) untuk menggali lebih dalam potensi pertanian yang ada di Desa Giriroto.
“Jangan hanya sekedar tanam padi, tanam jagung. Setiap rumah, setiap keluarga harus punya tanaman pisang, tanaman sayuran, tanaman buah-buahan, ternak ayam, ternak itik. Baru nanti kita bicara pengolahan, diversifikasi pangan, yang ujungnya dalah ketahanan pangan,” tambah SYL.
Selain berbicara masalah lahan dan komoditas pertanian, SYL juga menekankan pentingnya petani untuk membangun korporasi. Hal serupa disampaikan oleh Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
“Petani tidak lagi sendiri-sendiri. Korporasi petani yang akan menjaga setiap anggota mendapat laba yang sama. Bilamana merugi, risikonya dibagi ke seluruh pemegang saham, sehingga kerugian tidak terasa,” katanya seperti dilansir dari keterangan tertulis Pusluhtan BPPSDMP.
Direktur Politeknik Pembangunan Yogyakarta Magelang, Bambang Sudarmanto dan beberapa mahasiswa yang sedang bertugas melakukan kegiatan pendampingan petani juga nampak mendampingi Mentan SYL saat melakukan lawatan kerja kali ini. Dalam kesempatan tersebut, Bambang menyatakan bahwa pihaknya siap untuk mendukung penuh program yang dicanangkan Kementen tersebut.
“Sudah sejak dua bulan lalu, kami menerjunkan sejumlah mahasiswa untuk mendampingi petani di Desa Giriroto. Mahasiswa melakukan pendampingan baik dari segi teknis maupun penguatan kelembagaan pertanian khususnya pemahanan mengenai korporasi pertanian,” jelas Bambang.
Beberapa kegiatan pendampingan yang telah dilakukan oleh Mahasiswa antaralain yaitu pengenalan bibit varietas unggul, pengenalan teknologi pertanian, pelatihan pengolahan diversifikasi pangan, dan penguatan kelembagaan pertanian. “Komoditas Hortikultura menjadi andalan Kelompok Wanita Tani Melati Putih 2, utamanya komoditas Pisang yang dijadikan sebagai olahan diversifikasi pangan lokal. Peternakan Itik pun menjadi produk andalan dengan telur asin dari KWT Melati Putih 2 ini. Saya kira Giriroto pas untuk dijadikan percontohan,” papar Bambang.