Lingkungan Kampus Bersih, Dukung Prestasi Belajar Mahasiswa

Kampus  terpadu Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Yogyakarta – STPP Yogyakarta di tengah ´kota gudeg´ memerlukan penanganan tersendiri terkait kebersihan, keasrian, dan penghijauan di luar maupun di dalam kampus.
Kebersihan Lingkungan Kampus Dukung Prestasi Belajar Mahasiswa STPP Yogyakarta
“Kondisi dan daya dukung tersebut mendorong pihak kampus berupaya menata kondisi tersebut agar suasana kegiatan belajar dan mengajar dapat dirasakan nyaman dan asri oleh mahasiswa dan seluruh elemen di kampus,” kata Ketua STPP Yogyakarta, Ali Rachman melalui pernyataan tertulis, belum lama ini.

Dia menambahkan, pimpinan kampus senantiasa mengingatkan dan memberikan arahan untuk peduli kebersihan mulai dari tubuh, lingkungan, asrama, dan ruang kuliah.

“Makna bersih tidak hanya bebas dari kotoran, tapi juga dari hal-hal yang tidak sepantasnya tidak dilihat maka segenap civitas academica diharapkan turut bertanggung jawab atas kebersihan kampus. Berapa pun banyaknya petugas kebersihan tidak akan pernah cukup untuk menjamin kebersihan lingkungan kampus,” kata Ali Rachman yang memimpin unit pelaksana teknis (UPT) Badan Pembinaan Penyuluhan dan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian RI

Kepala Bagian Administrasi Umum STPP Yogyakarta, Irwan Johan Sumarno menambahkan mengacu pada tuntunan bahwa ´kebersihan adalah sebagian dari iman´ maka pihak kampus melakukan berbagai upaya seperti lomba kebersihan antar asrama, gerakan Jumat bersih dan sehat, gerakan irigasi bersih pada saluran irigasi di kebun praktik, dan gerakan pungut sampah setelah apel pagi hingga mengutus duta kebersihan kampus pada hari peduli sampah nasional tingkat provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Komitmen tersebut, kata Irwan JS, difasilitasi kampus seperti penampungan sampah sementara, mesin pemotong rumput, gerobak sampah, tempat sampah organik dan nonorganik, tempat sampah portabel, dan lubang penimbun sampah dedaunan.

“Langkah tersebut diikuti dengan cara memberikan contoh suri teladan kepada sesama mahasiswa, para pengajar, dan staf administrasi kampus sehingga mereka yang tidak peduli akan terbiasa dengan meniru sikap menjaga kebersihan lingkungan,” kata Irwan JS.

Staf STPP Yogyakarta, Budi Wijayanto mengatakan bahwa pengaruh kebiasaan merupakan faktor penentu munculnya perilaku ´tidak peduli kebersihan´ mengingat idealisme dan semangat tinggi mahasiswa sehingga tentu lebih mudah mengajak mereka berpartisipasi menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan.

“Sampah juga dapat menjadi berkah dan peluang wirausaha bagi mereka yang jeli melihat peluang, didukung pemanfaatan Alsintan dan pengetahuan metabolisme penguraian sampah organik menjadi pupuk hayati atau didaur ulang sehingga memiliki nilai jual,” kata Budi Wijayanto.

Leave a Reply

Skip to content