Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA), senantiasa mendukung dan mensukseskan program Kementerian Pertanian. Salah satunya adalah Program Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai dan Optimalisasi Pemanfaatan Alat dan Mesin Pertanian. Dalam rangka melaksanakan program tersebut, Polbangtan YOMA akan menerjunkan mahasiswa tingkat 2 (semester 4), sejumlah 139 mahasiswa pada minggu ke-3 bulan Juni ke Kabupaten Kebumen dan Cilacap. Kegiatan pendampingan tersebut, akan dilaksanakan setelah kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) 1 selesai dilaksanakan.
PKL 1 juga mengambil lokasi di kedua kabupaten tersebut.
Tujuan dari kegiatan pendampingan ini, adalah untuk mendorong pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan) di Kabupaten Kebumen dan Cilacap guna mendukung Luas Tambah Tanam (LTT) padi jagung kedelai.
Oleh karena itu, mahasiswa yang akan diterjunkan ke lapangan tersebut, perlu mendapatkan bimbingan teknis (BIMTEK) alsintan. Bimtek dilaksanakan 14 Juni 2019, di kampus Polbangtan YOMA Jurusan Pertanian.
Bimtek di halaman unit bengkel latih, dengan memperkenalkan setidaknya tujuh alsintan yaitu: traktor roda dua, traktor roda empat, transplanter, combine harvester, pompa air, power thresher dan sprayer.
Menurut Agus Wartapa, SP.,MP, dosen pembimbing kegiatan pendampingan ini menyampaikan bahwa, bimtek ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami cara pengoperasian masing-masing alsintan.
“Dengan bimtek ini, mahasiswa akan di’refresh’ kembali pengalaman mereka, dalam mengoperasikan dan merawat alsintan sehingga ketika mereka mendampingi petani, bisa langsung membantu mereka,” ungkap Agus W.
Sementara itu, menurut Kodrad Winarno, S.TP., M.AgriCom selaku Kepala Laboratorium Alat dan Mesin Pertanian Polbangtan YOMA menyampaikan bahwa, guna mendukung ketrampilan mahasiswa dan menambah jam terbang pengoperasian alsintan oleh mahasiswa, beberapa strategi telah ditempuh.
“Strategi pertama adalah melengkapi asset alsintan yang ada di Polbangtan YOMA agar mahasiswa dapat memiliki pengalaman yang komplit, mengenai modernisasi pertanian baik dari hulu sampai dengan hilir. Strategi kedua adalah, membentuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teknologi Inovasi (Teknov) yang mewadahi minat mahasiswa dalam mengelola alsintan,” ungkap Kodrad yang juga merupakan Kepala Teaching Factory (TEFA) Polbangtan YOMA.
Salah satu bentuk kegiatan UKM Teknov adalah menjadi instruktur pada Bimtek ini. Sementara itu, salah satu mahasiswa peserta Bimtek menyatakan senang ikut mengikuti Bimtek ini. “Dengan adalanya bimtek ini, kami mendapatkan pengalaman baru mengenai pengoperasian alsintan dan juga bagaimana cara merawatnya. Yang paling penting adalah kami menjadi lebih pede mendampingi petani,” ujar Lukman.