OPINI : Pegawai ACUH sama juga dengan KORUPTOR

Oleh J.Kurniawan *

Mendengar kata KORUPSI, seketika itu juga fikiran akan tertuju pada uang. Dan tidak banyak dari kita berupaya mempresepsikan bahwa korupsi itu tidak hanya bicara uang semata. Coba kita ingat-ingat kembali, seberapa banyak waktu kantor efektif yang kita gunakan untuk ngerumpi di ruangan tanpa ada kontribusinya untuk kantor, sesungguhnya itu juga termasuk korupsi sekalipun benda yang dikorup tidak terlihat.

Ada fenomena yang menarik yang terjadi disetiap lembaga dan instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah adalah perilaku pegawainya yang kalo boleh saya istilahkan  “on time”  alias tepat waktu. Mereka-meraka ini seperti mahluk ghaib yang pandai menepatkan waktu untuk berubah wujud. Biasanya mereka akan menampakkan diri pada pukul 07:00 atau bahkan lebih pagi lalu menghilang setelah itu dan muncul lagi pada pukul 16:00 atau kadang melewati jam lembur, anehnya kadang mereka-mereka ini justru lebih beruntung [dimata atasan] dari pegawai yang datang kesiangan lalu brusaha mengisi waktu semaksimal mungkin yang dapat diisi dan kemudian pulang sesuai batas waktu bekerja, walaupun kedua sikap itu juga sama-sama bermasalah secara hukum maupun moral.

Saya ingin mencoba menganalogikan bahwa korupsi tak ubahnya seperti saat kita berbicara cinta, tak akan pernah ada habisnya dan selalu hangat untuk diperbincangkan. Terlepas dari itu, saya berharap dengan sering-sering memperbincangkannya, bisa menjadi alarm diri atau paling tidak kita akan selalu berusaha untuk lebih mawas diri.

Bila melihat perilaku diri dalam kehidupan lingkungan kerja, ternyata masih banyak hal yang perlu untuk kita benahi, terutama sikap hidup sehari-hari pada lingkungan kerja. Sebagai contoh, pernahkah kita mau berhenti sejenak lalu mematikannya ketika melihat kran air yang masih mengucur karna bocor, atau lampu dan AC serta alat-alat lain yang notabene semuanya dibiayai Negara..? kita kadang lebih doyan menjadi pribadi penyuruh dan menyalahkan orang lain ketimbang mengambil sikap positif menyelesaikannya sendiri. Maka tidaklah berlebihan jika kemudian kita ini dianggap koruptor oleh sebagian besar masyarakat disaat kita acuh tak acuh terhadap fasilitas yang dibayarkan Negara ini. Dan sebagai penutup tulisan ini,saya ingin mengajak diri saya sendiri dan kita semua untuk mari kita bangun kepedulian terhadap fasilitas Negara yang kita nikmati gratis.

 
* Staf Teknis & TPA Bidang Media Penyuluhan Jurluhtan Yogyakarta

Leave a Reply

Skip to content