Peyuluh Jebolan Polbangtan Harus Lebih Pintar dari Internet

Sebanyak 129 alumni Politeknik Pembangunan Pertanian berhasil melampaui Sertifikasi Kompetensi Profesi Penyuluh Pertanian Level Supervisor dan dinyatakan Kompeten seluruhnya pada Kamis (9/9) ini. Selama 8 hari sejak tanggal 2-9 September peserta yang dibagi menjadi 2 angkatan tersebut melalui sejumlah asesmen guna mendapatkan rekomendasi dari Tim Asesor.

Pelaksanaan Sertifikasi ini dimaksudkan sebagai upaya Polbangtan YoMa untuk menyempurnakan keahlian yang telah dikuasi oleh para alumni pertanian dengan memberikan legalitas berupa sertifikat kompetensi. Sertifikat tersebut sekaligus sebagai penanda bahwa calon-calon penyuluh jebolan Polbangtan YoMa benar-benar teruji secara keilmuan dan ketrampilan.

Hal tersebut senada dengan pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Menurutnya Kementan telah berkomitmen untuk terus melakukan pemberdayaan, peningkatan kapasitas dan pengalaman serta ilmu pengetahuan penyuluh.

“Saya ingin kedepannya kemampuan PPL di atas rata-rata. Ini penting agar kita semua bisa menjangkau tantangan baru termasuk tantangan agroklimat yang ada, karena itu kuasi teknologi,” kata Mentan SYL.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa kinerja penyuluh saat ini sedan menjadi sorotan masyarakat. Keberhasilan peningkatan produktivitas tak lepas dari hasil dari kinerja penyuluh.

“Hal pertama yang disorot adalah penyuluh, baik itu karena keberhasilan atau kegagalan produksi petani. Penyuluh adalah agen yang diharapkan bisa meningkatkan produktivitas petani,” tegas Dedi.

Disampaikan dalam laporan langsung Koordinator Tim Asesor Sertifikasi Komptensi Profesi Penyuluh Pertanian Level Supervisor Polbangtan YoMa, Ir. Sudaryanto berpesan kepada seluruh peserta sertifikasi untuk senantiasa menjaga dan memelihara kompetensi yang telah dicapai.

“Saat bertugas di lapangan nanti, tolong dicamkan bahwa harus ada pembeda antara kalian sebagai penyuluh yang sudah disertifikasi dan penyuluh yang belum disertifikasi. Disiplin, tanggungjawab, dan kuasai teknis agar kalian lebih percaya diri,” pesan Sudaryanto.

Sudaryanto menambahkan bahwa pada era sekarang, menjadi penyuluh yang handal harus mampu mengikuti perubahan utamanya perkembangan teknologi dan digitalisai. Penyuluh bukan hanya harus kuasai internet namun harus lebih pintar dari internet.

“zaman sekarang 60-70% pertanyaan petani bisa dicari jawabannya diinternet, tidak harus menunggu penyuluh. Namun yang perlu dicatat adalah apa yang diresepkan di internet belum tentu berhasil, sehingga peran penyuluh untuk melakukan pengawalan dan pembinaan masih mutlak diperlukan,” tegasnya.

Seluruh peserta sertifikasi yang telah mendapatkan rekomendasi kompeten dari asesor ini tidak serta merta langsung mendapatkan sertifikat. Menurut Ketua Tempat Uji Kompetensi Polbangtan YoMa Kampus Pertanian, Annisa Khoiriyah, pihaknya masih harus melaporkan rekomendasi tersebut ke Lembaga Sertifikasi Profesi Pertanian (LSP).

“Hasil aesemen dan rekomendasi ini masih harus kami bawa ke LSP guna diverifikasi dan kemudia diterbitkan Sertifikat Kompetensinya oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi, baru kemudian rekan-rekan alumni sah dinyatakan sebagai Peyuluh Pertanian Level Supervisor,” terang Annisa.

Wakil Direktur II Polbangtan YoMa, Sujono yang hadir mewakili Direktur dalam rangakaian penutupan kegiatan mengingatkan kepada seluruh peserta bahwa capaian ini bukanlah puncak, namun merupakan awal dari ujian-ujian sertifikasi lainnya.

“Ingat bahwa setelah ini kalian masih harus menempuh ujian-ujian lainnya. Ujian-ujian yang selalu ada di lapangan, itulah ujian sesungguhnya yang dapat meningkatkan kompetensi saudara,” ujar Sujono.

Pada akhir sambutannya Sujono juga mengingatkan agar alumni Polbangtan YoMa senantiasa menjaga nama baik korps penyuluhan, nama baik korps Polbangtan YoMa, dan sellau menjalin komunikasi antar alumni untuk memperluas jaringan.

Leave a Reply

Skip to content