Para pemangku kepentingan sektor pertanian di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah bahu-membahu mengantisipasi dampak kekeringan di Kecamatan Ayah, dengan melakukan realokasi empat unit pompa air bantuan pemerintah untuk menjaga pasokan air di musim tanam ketiga (MT3) demi mengoptimalkan pencapaian target luas tambah tanam (LTT) padi Kebumen pada Agustus 2018.
Realokasi pompa air dilakukan pada Kamis (2/8) oleh perwakilan dari Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Kebumen; Koordinator balai penyuluhan pertanian (BPP) Kecamatan Ayah, Cipwiyadi; disaksikan Komandan Koramil 22/Ayah Dim 0709/Kebumen, Kapten Inf Sukirno di bawah koordinasi Penanggung Jawab Upsus Swasembada Pajale wilayah Kebumen, Ali Rachman.
Koordinator Tim Alsintan Polbangtan Yogya – Magelang, Irwan Johan Sumarno mengatakan empat unit pompa air direalokasi dari Poktan Sri Makmur di Desa Candirenggo ke Poktan Sri Tani Jajar di Desa Jatijajar; Poktan Randu di Desa Demangsari; dan Poktan Muji Rahayu di Desa Kedungweru.
“Saat ini Poktan Sri Makmur di Desa Candirenggo sedang tidak menanam padi, maka pompa air bantuan pemerintah pada 2017 tidak dipakai sehingga dilakukan realokasi kepada kelompok tani atau Poktan yang mengikuti program LTT Padi di Kebumen,” kata Irwan JS melalui pernyataan tertulis kepada B2B.
Koordinator BPP Ayah, Cipwiyadi menambahkan petani di ketiga desa yang mendukung program LTT padi di Kebumen sangat membutuhkan air untuk menjamin pasokan air irigasi.
“Di Kecamatan Ayah banyak mata air yang tidak sampai ke lahan pertanian, karena letak sawah lebih tinggi dari sungai yang ada sehingga petani sangat membutuhkan pompa air untuk memenuhi ketersediaan air pada MT3,” kata Cipwiyadi.
Empat Mata Air
Irwan JS mengutip PJ Upsus Kebumen, Ali Rachman menambahkan bahwa pemerintah senantiasa siap membantu petani dalam memenuhi kebutuhan sektor pertanian khususnya benih, pupuk dan Alsintan.
Sebelumnya, Ali Rachman melakukan pengecekan sumber air di Kecamatan Ayah, dan didapati sekitar empat mata air di bagian timur kecamatan. Lokasinya tersebar di empat desa yakni Jatijajar, Ayah, Kedungweru, dan Demangsari.
“Sebagian besar sumber air tersebut berasal dari mata air yang keluar dari sela-sela bebatuan karst. Mata air tersebut mengalir sepanjang tahun ke sungai-sungai di sekitar Kecamatan Ayah,” kata Ali Rachman, yang juga menjabat Direktur Polbangtan Yogyakarta – Magelang atau dahulu dikenal sebagai STPP Magelang dan STPP Jurluhtan Yogyakarta.
Ali Rachman seperti dikutip Irwan JS menambahkan untuk memanfaatkan air dari sungai untuk irigasi, petani meminta bantuan kepada pemerintah berupa selang dan paralon, yang dinilai lebih praktis ketimbang jaringan irigasi desa.
“Salah satu desa di Kecamatan Ayah telah memanfaatkan penggunaan pralon untuk irigasi dan dinilai berhasil, sehingga perlu ditambah untuk memperluas jangkauan layanan irigasi,” kata Ali Rachman.