Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang (Polbangtan Yo-Ma) bersiap merayakan Dies Natalis ke-1 pasca berganti nama dari Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STTP) Yogyakarta. Perubahan banyak terjadi di kampus yang mengusung tema “Energy of Revolution 2019” dalam dies kali ini.
“Dies natalis pertama ini jadi momen terbaik bagi kami untuk terus melakukan transformasi pendidikan sejak setahun terakhir,” ujar Direktur Polbangtan Yo-Ma, Dr Rajiman SP MP kepada koranbernas.id di kampus setempat disela Opening Ceremony Dies Natalis ke-1, Selasa (25/6/2019).
Transformasi yang dilakukan, menurut Rajiman diantaranya untuk pemenuhan sarana dan fasilitas pendidikan, kurikulum, pembentukan karakter mahasiswa serta penyiapan lulusan yang berkualitas. Selain itu pengembangan jaringan dengan dunia kerja dan industri (DUDI) serta peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Polbangtan Yo-Ma saat ini sudah bekerjasama dengan lebih dari 35 DUDI, baik swasta maupun instansi pemerintah. Berbagai program digagas bekerjasama dengan DUDI seperti teaching factory melalui magang kerja, penerimaan mahasiswa baru dengan sejumlah pemerintah daerah. Berkat revolusi yang dilakukan beberapa tahun terakhir, animo mahasiswa ke Polbangtan Yo-Ma pun meningkat cukup signifikan.
“Kalau tahun lalu jumlah mahasiswa di kampus Yogyakarta maupun Magelang sekitar 1.600 mahasiswa maka tahun ini meningkat jadi sekitar 2.100 mahasiswa,” jelasnya.
Ditambahkan Wakil Direktur III Polbangtan Yo-Ma, Tegus Susilo Spt MSi, prestasi mahasiswa kampus tersebut semakin baik saat ini, tidak hanya di tingkat lokal namun hingga ke level nasional. Melalui pembinaan di berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), sejumlah penghargaan juga diperoleh kampus tersebut.
“Kami memiliki lima UKM yang terbagi dalam beberapa sub. Kampus memberikan fasilitas dan suport dana untuk berbagai kegiatan,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Wakil Direktur I Polbangtan Yo-Ma, Dr Ananti Yekti SP MP yang menyampaikan, kampus tersebut menciptakan job creator dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan. Diantaranya melalui berbagai program wirausaha yang diikuti mahasiswa di bidang pertanian maupun non pertanian.
“Sebagai sekolah vokasi, mahasiswa diajarkan 60 sampai 70 praktik dan 30 persen teori sehingga mereka memiliki ketrampilan kerja,” jelasnya.
Wakil Direktur II Polbangtan Yo-Ma, drh Yudiani Rina Kusuma MP mengungkapkan, transformasi juga dilakukan dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM tenaga pendidik dan kependidikan. Sehingga mereka siap bersaing di era teknologi informasi ini.
“Kami menyiapkan sdm melalui kegiatan magang, studi banding, kerjasama dengan dunia kerja dan industri,” imbuhnya