STPP Jurluhtan Siap Transformasi jadi Polbangtan

Sekitar 30 peserta di lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian – STPP Yogyakarta selama dua hari, 12 dan 13 April, mengikuti penyusunan rencana pembelajaran semester – RPS dan bahan ajar dalam persiapan transformasi menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian – Polibangtan.
STPP Yogyakarta Siap Transformasi jadi Politeknik Pembangunan Pertanian
Wakil Ketua STPP Yogyakarta, Radjiman mewakili Ali Rachman mengatakan persiapan transformasi tersebut sesuai amanah UU Pendidikan Tinggi No 12/2012, yang mengisyaratkan kelembagaan pendidikan tinggi di Kementerian Pertanian RI mengerucut pada perubahan kelembagaan menjadi pendidikan vokasional atau politeknik.

“RPS dan bahan ajar harus disiapkan menyikapi perubahan STPP menjadi Polibangtan sehingga perlu kesiapan mulai dari kurikulum, RPS, bahan ajar, sarana dan prasarana dan lainnya sehingga STPP Yogyakarta pada tahun ajaran baru 2018/2019 siap menerima mahasiswa baru Polibangtan,” kata Radjiman yang didampingi Kabad Administrasi Umum STPP Yogyakarta, Irwan Johan Sumarno, Kamis (12/4).

Menurutnya, transformasi pendidikan pertanian tidak hanya menyangkut transformasi kelembagaan, juga menyangkut tranformasi penyelenggaraan pembelajaran, tenaga pengajar, program dan kerjasama dalam mempersiapkan perubahan STPP di bawah kendali tugas BPPSDMP) menjadi Polibangtan.

Kepala BPPSDMP Kementan, Momon Rusmono dalam berbagai kesempatan mengingatkan bahwa Polibangtan  bertumpu pada ilmu-ilmu pertanian terapan yang mengadopsi konsep ´teaching factory´ dengan orientasi pada produksi dan bisnis, maka politeknik akan menghasilkan tenaga vokasi terampil dan bukan sekadar penyuluh pertanian.

Dia mengharapkan lulusan Politani dapat menghasilkan beragam inovasi di bidang pertanian yang dapat diterapkan di lapangan, sehingga mampu memberikan terobosan untuk mendukung kedaulatan pangan, dengan melakukan penyesuaian seperti penyiapan program studi baru, prasarana dan sarana hingga penambahan tenaga pengajar.

“Tentunya, dosen kami tambah dan prasarana maupun sarana akan disiapkan untuk mendukung teaching factory,” kata Momon.

Selain STPP Yogyakarta ada sembilan STPP lain yang akan transformasi menjadi Polibangtan yakni Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian dan Perkebunan – STPP Medan (Sumut); Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian dan Peternakan (STPP) di Bogor (Jabar), Magelang (Jateng), Malang (Jatim), Gowa (Sulsel), Manokwari (Papua);  Sekolah Menengah Kejuruan – Pertanian Pembangunan – SMK-PP Negeri Banjarbaru (Kalsel), Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan – SMKPPN Sembawa (Sumsel), dan SMK Pertanian Pembangunan Negeri – SMKPPN Kupang (NTT).

Radjiman menambahkan Polibangtan akan mengintegrasikan proses pembelajaran dengan produksi dan menumbuhkan jiwa wirausaha pada pelajar dan mahasiswa melalui model pembelajaran utama adalah teaching factory dan teaching farm (TEFA).

“Kementan menerapkan TEFA sebagai pembelajaran yang berorientasi produksi dan bisnis. Targetnya, adalah proses penguasaan keahlian atau keterampilan yang dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya, untuk menghasilkan produk atau jasa sesuai kebutuhan konsumen,” kata Radjiman.

Prinsip dasar TEFA adalah mengintegrasikan pengalaman dunia kerja ke dalam kurikulum sekolah, yang merupakan perpaduan dari pembelajaran berbasis produksi dan pembelajaran kompetensi.

“Semua peralatan dan bahan serta pelaku pendidikan disusun dan dirancang untuk melakukan proses produksi dengan tujuan menghasilkan produk atau jasa,” kata Radjiman.

Leave a Reply

Skip to content