Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang bekerjasama dengan Komisi IV DPR RI laksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Petani dan Penyuluh di Wilayah Kabupaten Banyumas. Kegiatan yang diikuti oleh 80 peserta ini mengangkat tema Pengembangan Potensi Kedelai Lokal.
Kegiatan Bimtek yang rutin digelar dibeberapa daerha ini merupakan salah satu upaya Kementerian Pertanian untuk meningkatkan kapasitas SDM Pertanian. Hal tersebut sesuai dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang menyatakan bahwa peningkatan kualitas SDM menjadi fokus Kementan.
“Salah satu fokus kita adalah meningkatkan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut, kita akan meningkatkan pertanian,”ujarnya.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, juga menyampaikan pentingnya peningkatan SDM, “Jika ingin pertanian maju, majukan dahulu kualitas SDM. Karena SDM yang berkualitas bisa menghadirkan inovasi dan terobosan-terobosan yang dibutuhkan pertanian.”
Hal senada disampaikan Direktur Polbangtan Yogyakarta Magelang saat memberikan sambutan, bahwa petani Millenial harus terus ditingkatkan skillnya dan bisa up to date dengan kemajuan teknologi saat ini yang terus berkembang.
“Selain Kolaborasi antara penyuluh dan petani, untuk meningkatkan nilai tambah kedelai juga dibutuhkan sentuhan teknologi. Baik saat proses budidayanya maupun pasca panen sehingga kedelai lokal ini bisa menjadi primadona di negeri sendiri,” kata Bambang.

Hadir sebagai Narasumber yaitu Rudus Supriyanto, sekaligus Ketua Kelompok Tani di Banyumas, pada kesempatan tersebut berbagi tentang Budidaya dan Pengelolaan Kedelai Lokal di Kabupaten Banyumas kepada seluruh peserta. Ia memaparkan tentang Budidaya dan Pengelolaan Kedelai Lokal sesuai dengan apa yang dipraktekkan dilapangkan berdasarkan pengalamannya selama ini.
Saat ini beliau memegang 15 hektar lahan kedelai dengan potensi bisnis yang sangat menggiurkan, walaupun kedelai lokal Detap 1 namun secara kualitas rasa dan kandungan protein justru memiliki keunggulan dibandingkan kedelai impor.
“Kedelai lokal sebenarnya mempunya potensi yang luar biasa, asalkan diperlakukan dengan baik. Mulai dari proses persiapan lahan, penanaman, perawatan, hingga panen, dan pasca panennya,” terang Rudus.
Rudus merinci, bahwa proses menghasilkan kedelai lokal berkualitas tinggi ini dimulai dari persiapan lahan yaitu pemilihan lahan yang subur, bersih dan cukup sinar matahari. Sedangkan pola tanam dipilih jarak antar lubang dengan ukuran 35 x 20 sentimeter, kemudian proses pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 14 hari, rutin dilakukan pengendalian OPT, dan kedelai akan siap dipanen setelah umur 80-90 hari.
Saat ini Rudus juga sudah mengembangkan produk turunan kedelai lokalnya menjadi produk Tempe yang sangat diminati oleh masyarakat Banyumas dan sekitarnya. Salah satu pelanggan Tempe buatan Rudus ini mengatakan bahwa tempe yang diproduksi dengan bahan baku kedelai lokal tersebut memiliki tekstur dan rasa yang memang lebih enak. Tak heran bila makin hari makin banyak peminatnya.
Upaya ini mendapat sambutan positif dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas dan juga perwakilan anggota DPR RI Komisi IV, Sunarna, yang membidangi bidang pertanian. Mereka menegaskan komitmennya untuk membantu para petani agar meningkat kesejahteraannya dan juga secara kemampuan terus di upgrade sehingga tidak ketinggalan zaman.
“Kami sangat peduli dan berkomitmen terhadap pengembangan pertanian Banyumas. Kami akan memberikan dukungan baik secara teknis maupun regulasi,” pungkas Sunarna.