Kementan Berkolaborasi dengan DPR RI Ajak Petani Sragen Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional dan Kedaulatan Pangan

Kementerian Pertanian RI melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Petani dan Penyuluh Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Bimtek yang mengusung tema Pemberdayaan Petani Milenial menuju Profit Oriented ini diikuti oleh 10 Penyuluh Lapangan dan 52 Petani.

Hadir dalam kegiatan yaitu Luluk Hamidah, Anggota Komisi IV DPR RI turut memberikan motivasi pada peserta yang hadir. Luluk menekankan pentingnya regenarasi petani dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional dan mendukung pemulihan ekonomi.


“Petani milenial merupakan ujung tombak pertanian masa depan. Karena petani milenial ini memiliki gagasan ide yang kreatif dan inovatif, berjiwa agrosociopreneur, serta memiliki sifat kritis yang dapat berfungsi sebagai pengawas terhadap program pertanian,” ungkapnya.

Untuk menarik minat pemuda agar mau terjun ke dunia pertanian, menurut Luluk, setidaknya perlu 3 langkah jitu yaitu pertama dengan cara meningkatkan insentif, menumbuhkan program pelatihan secara terstruktur dan tersistem; kedua dengan adanya keberpihakan pemerintah pada petani, menciptakan atmosfir yang kondusif, dan menyiapkan pasar hasil pertanian; yang ketiga yaitu menarik minat pemuda dengan penerapan teknologi terkini.

“Dengan tiga langkah tersebut diharapkan kaum milenial mau berkecimpung di dunia pertanian. Jika pertanian didominasi kaum milenial, maka masa produktivitas SDM pertanian akan panjang, sehingga kedaulatan pangan dan kesejahteraan ekonomi yang kita cita-citakan merupakan suatu keniscayaan,” sambung Luluk.

Sementara, Direktur Polbangtan Yoma Bambang Sudarmanto saat membuka kegiatan mengatakan bahwa untuk menarik minat generasi muda, perlu adanya kepastian yang ditawarkan. “Anak muda itu perlu kepastian, perlu bukti, jadi kalau cuma teori-teori saja mereka akan kurang tertarik. Oleh karena itu hari ini kita datangkan praktisi-praktisi sebagai narasumber untuk berbagi pengalaman, berbagi bukti dari keberhasilannya menggeluti pertanian,” kata Bambang.

Adalah Dwi Sartono, Pemilik Agrowisata Barro Tani Manunggal yang hadir menjadi narasumber. Pada kesempatan tersebut, Dwi berbagi pengalamannya membangun usaha agrowisata hingga seperti sekarang. Dwi yang juga lulusan Institut Pertanian Bogor prihatin dengan minimnya anak muda yang enggan menjadi petani, terlebih di Kabupaten Wonogiri. Mereka menilai bertani adalah pekerjaan yang tidak menguntungkan karena dianggap tradisional, monokultur, tidak berotientasi pada keuntungan.

Padahal, bertani dinilai sangat berpotensi menghasilkan keuntungan besar. Asalkan mereka mau terus belajar dan berpikir profit oriented. Bertani bisa sangat menjanjikan secara ekonomi. Ia mencontohkan, lahan seluas 600 m2 yang ia garap saat ini bisa menghasilkan berkisar Rp30.000.000 per bulan. Ia mengaku memasarkan hasil pertaniannya hanya di rumah di dalam kebun yang ia namai Rumah Pintar Tani. Para pembeli justru mejemput bola ke kebun yang terletak di daerah persawahan itu.

Dwi turut mengajak masyarakat untuk belajar di Agrowisata miliknya, karena Ia sangat senang jika ada kawula muda yang berniat menekuni pertanian. “Silakan datang ke sini, gratis. Malah kami siap membayar asal mau belajar sekalian bekerja di sini. Kami mengembangkan agroeduwisata dengan tujuan mengenalkan anak-anak muda tentang pertanian yang berorientasi kepada profit di Kabupaten Wonogiri dan Jawa Tengah,” kata Dwi.

Kegiatan Bimtek yang juga bertujuan menyukseskan regenarasi petani ini sejalan dengan misi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Ia menegaskan bahwa regenerasi petani salah satu fokus Kementan bagi keberlanjutan pembangunan pertanian.

“Indonesia harus menjalankan pertanian efektif, efisien dan transparan melalui pengembangan pertanian maju, mandiri dan modern yang dimotori oleh petani milenial. Kementan terus berupaya meningkatkan regenerasi melalui pengembangan petani milenial sekaligus memastikan bahwa bertani itu keren,” katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menargetkan banyak milenial Indonesia untuk terus terjun menjadi petani milenial yang selalu berinovasi, sesuai arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) di setiap kesempatan agar terus melahirkan semangat baru anak muda di bidang pertanian.

“Petani milenial perlu terus dibekali kemampuan manajerial, agenda intelektual, dalam rangka terus meningkatkan kapasitas, dan meningkatkan kolaborasi, tentu regenerasi petani menjadi suatu keniscayaan yang turut berkontribusi untuk kemajuan pertanian Indonesia”, tuturnya.

Leave a Reply

Skip to content