Penerapan True Shallot Seed (TSS) Janjikan Peningkatan Hasil dan Mutu Benih Bawang Merah

Yogyakarta- Praktek budidaya bawang merah di Indonesia pada umumnya masih menggunakan umbi sebagai sumber benih karena dianggap lebih mudah dipraktekan. Padahal, salah satu unsur yang memakan banyak biaya dalam budidaya bawang merah yaitu pengadaan umbi sebagai sumber benih. Hal tersebut dikarenakan sifat umbi yang memiliki masa simpan terbatas, biaya distribusi tinggi, dan jumlah yang banyak.

Melihat fenomena tersebut Tim Peneliti Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang (Polbangtan YoMa), melakukan penelitian terkait penggunaan True Shallot Seed (TSS) sebagai alternatif sumber benih budidaya bawang merah. Penelitian yang digawangi oleh Agus Wartapa dan Pitri Ratna Asih menunjukkan hasil bahwa penggunaan TSS sebagai sumber benih budidaya bawang merah mampu untuk meningkatkan hasil produksi dan mutu bawang merah dilahan terbatas. “Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi dan mutu bawang merah di lahan terbatas dengan perlakuan jumlah TSS per lubang tanam dan umur bibit semai TSS yang sesuai SOP,” jelas Agus dalam paparannya.

Hasil penelitian yang diberi judul Pengaruh Jumlah dan Umur Benih Bawang Merah True Shallot Seed (TSS) terhadap Hasil dan Mutu Benih dipaparkan dalam forum Seminar Hasil Penelitian 2020 yang diselenggarakan oleh Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) secara daring pada Desember lalu. Kegiatan pemaparan hasil penelitian ini merupakan salah satu upaya Polbangtan YoMa dalam mendukung Kementerian Pertanian dalam upaya diseminasi penelitian pertanian. Bapak Syahrul Yasin Limpo (SYL), Menteri Pertanian RI, dalam beberapa kesempatan menghimbau agar hasil penelitian dan rekayasa teknologi dapat diadopsi pada sektor pertanian, sektor industri dan dimanfaatkan untuk mendukung Program Strategis Kementerian Pertanian.

Dalam kegiatan pemaparan hasil penelitian tersebut, Sukadi selaku Ketua UPPM Polbangtan YoMa menegaskan bahwa hasil penelitian tersebut akan dijadikan sebagai bahan referensi mata kuliah dan kegiatan praktikum. Pada kesempatan yang sama, Endra Prasetyanta selaku Kepala Bagian BAAKA menekankan, bahwa “Harapannya penelitian yang dihasilkan oleh peneliti Polbangtan YoMa dapat ditindaklanjutidan diaplikasikan ke Petani melalui program Pengabdian kepada Masyarakat”, pungkasnya.

Leave a Reply

Skip to content