Pengelola TeFa dan PLP dilatih Baca Alat Ombrometer

Yogyakarta (21/1)- Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) lakukan bimbingan teknis tatacara pembacaan alat Ombrometer kepada petugas laboratorium pendidikan dan Teaching Factory (TeFa). Kegiatan dilaksanakan di kebun percobaan TeFa Celeban dengan Pitri Ratna Asih (Calon Dosen) selaku narasumber.

Ombrometer merupakan alat pengukur curah hujan atau umumnya dinamakan sebagai penangkar hujan. Alat tersebut dipasang di tempat terbuka sehingga air hujan akan diterima langsung oleh alat tersebut.

Pitri menjelaskan prosedur dan cara penggunaan ombrometer untuk mendapatkan hasil pengamatan curah hujan yang akurat, yaitu:

  1. Pembacaan alat harus dilakukan pada jam 07.00 pagi setiap harinya, dengan toleransi plus-minus 15 menit.
  2. Langkah pertama yaitu tampung air hujan yang tertangkap ombrometer dengan meletakkan gelas ukur dibawah kran yang terdapat pada alat.
  3. Jika air hujan diperkirakan melebihi daya tampung gelas, sebelum mencapai skala maksimal keran ditutup terlebih dahulu. Lakukan pembacaan dan pencatatan, kemudian dilanjutkan sampai air dalam penangkar habis.
  4. Untuk menghindari kesalahan pembacaan skala gelas ukur, harap gelas ukur diletakan pada dasar yang lurus.
  5. Lakukan pencatatan pada log book. Jika ada hari yang terlewat tidak diamati maka beri tanda “x” dan jika ada hari hujan namun curah hujan terlalu sedikit maka beri tanda “-“.
  6. Setiap dasarian atau 10 hari pengamatan, rangkum jumlah rata-rata Curah Hujan (CH) dan Hari Hujan (HH).

Pengukuran curah hujan merupakan salah satu komponen penting dalam pertanian. “Pengukuran Curah Hujan dalam dunia pertanian penting dilakukan karena, dengan mnegetahui rata-rata curah hujan per bulan kita dapat menentukan kalender tanam, menentukan jenis tanaman yang tepat dan jenis benih yang sesuai untuk ditanamm,” Jelas Bagus Prasetia selaku Kepala Teaching Factory di sela-sela kegiatan.

Alat Ombrometer yang ada di Polbangtan Yogyakarta Magelang merupakansalah satu dari 11 alat penangkar hujan milik BMKG yang tersebar di seluruh provinsi DIY. Pemilihan Polbangtan YoMa sebagai salah satu lokasi peletakan alat Ombrometer karena dipandang memenuhi syarat yaitu, tempat lapang tanpa ada tegakan pohon yang menghalangi.

Selain berkontribusi untuk membantu BMKG dalam pengamatan dan pencatatan, menurut Bagus alat Ombrometer tersebut juga membantu mahasiswa dalam praktek mata kuliah Agroklimatologi.

Leave a Reply

Skip to content