Petani Muda Keren Jebolan Polbangtan Kementan, Motivasi KWT Boyolali Kembangkan Integrated Farming

Penguatan pengembangan integrated farming berbasis korporasi di Kabupaten Boyolali merupakan salah satu komitmen dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Sebagai salah satu perwujudan komitmen Mentan SYL tersebut, dikembangkan integrated farming mengkombinasikan budidaya pertanian, peternakan, dan perikanan di Kecamatan Ngemplak khususnya Desa Giriroto, Kabupaten Boyolali.

“Integrated Farming System adalah terjadinya integrasi antara pertanian, perikanan, dan peternakan, artinya dalam satu kawasan atau titik, hasil pertanian, perikanan dan peternakannya bagus,” kata Mentan SYL saat melakukan kunjungan kerja di Boyolali beberapa waktu lalu.

Untuk mewujudkan misi tersebut, sejumlah Petani Muda jebolan Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) binaan Kementerian Pertanian diterjunkan untuk mendampingi petani secara langsung di Kabupaten Boyolali.

Salah satu wilayah yang mereka dampingi adalah Desa Giriroto, yang merupakan salah satu desa yang didaulat oleh Kementan Menjadi Desa Percontohan Integrated Farming. Melalui Kelompok Tani Melati yang digawangi oleh sejumlah ibu-ibu, Desa Giriroto mengombinasikan kegiatan pertanian padi sawah dengan ternak bebek sebagai wujud Integrated Farming.

Rachel Tika, salah satu petani muda yang tergabung dalam Tim Pendampingan mengaku bahwa Ia dan anggota Tim lainnya  bekerjasama dengan Pusat Kesehatan Hewan setempat rutin mendampingi KWT Melati untuk memonitoring dan memotivasi anggota KWT agar tetap semangat menjalankan program ternak bebek ini.

“Kami melihat semangat anggota KWT dalam menjalankan program ini, namun karena masih tergolong baru memulai ternak bebek ini ada beberapa permasalahan yang dihadapi. Kami berusaha bekerjasama dengan Dokter Hewan Puskeswan untuk rutin melakukan monitoring sekaligus memotivasi anggota KWT agar tetap semangat,” kata Rachel.

Drh. Aryo Prakoso Jati selaku Petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) dan Penyuluh Pertanian yang turut memfasilitasi kegiatan tersebut mengungkapkan pentingnya dilakukan monitoring rutin terhadap hewan ternak agar ketika ada masalah dapat segera tertangani.

“Memantau kondisi kesehatan ternak ini penting, agar ternak bebek ibu-ibu tetap sehat dan menghasilkan telur secara rutin,” ujar Aryo.

Lebih lanjut Rachel mengatakan bahwa sejauh ini ada 2 KWT yang sangat aktif dan berpotensi untuk terus ditingkatkan kompetensinya, yaitu KWT Melati 1 dan KWT Melati 2.

“Bukan hanya sekedar menjalankan program, kami berharap melalui pendampingan ini dapat KWT Melati 1 dan KWT Melati 2 dapat mengembangkan usahanyan secara optimal dan berimbas pada peningkatan pendapatan mereka,” sambung Rachel.

Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pembangunan SDM Pertanian mengatakan bahwa penguatan peran petani muda milenial sangat penting dilakukan. Pasalnya, generasi muda inilah yang menguasai teknologi dan mamou mengoordinasikan informasi dan program-program pembungan dengan cepat.

“Hadirnya Petani Milenial, DPA, dan DPM akan mempercepat resonansi dan penguatan pembangunan pertanian sampai ke daerah. Mereka berjiwa adaptif, menguasai teknologi dan mampu merambah pasar yang lebih luas,” ujar Dedi.

Source: Geraldo A. Rimartin, S.TP, M.Sc

Leave a Reply

Skip to content