Respon Cepat, Petani Milenial Kementan Galakkan Gerdal atasi Penggerek Batang Padi di Boyolali

Belakangan ini tanaman padi di Boyolali tepatnya di Desa Ngargorejo Kecamatan Ngemplak di serang oleh hama Penggerek Batang Padi (PBP). Hama Penggerek Batang Padi (PBP) merupakan hama utama pada tanaman padi. Hama ini sering menyerang tanaman padi stadia umur muda atau vegetatif. Kerugian hasil akibat serangan hama ini cukup besar, dengan menurunkan kuantitas dan kualitas produksi padi.

Melihat fenomena ini, Petani Milenial yang merupakan alumni Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) yang sedang bertugas melakukan pendampingan melakukan respon cepat dengan melakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

“Selama melakukan pendampiginan di sini kami melihat ada beberapa lahan petani kelompok tani Ngudi Rejeki 1, Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak yang terindikasi terserang penggerek batang, oleh karena itu kami mengajak petani setempat untuk melakukan Gerdal sebelum terjadi serangan yang semakin meluas,” ujar Rachel Tika, salah satu petani milenial Polbangtan YoMa yang bertugas melakukan pendampingan.

Kegiatan Gerdal diikuti oleh anggota Kelompok Tani Ngudi Rejeki dan dihadiri oleh Tim Pengendali Organisme Penggangu Tanaman (POPT) Kabupaten Boyolali. Giman, salah satu anggota Tim POPT Boyolali mengatakan bahwa kegiatan Gerdal memang harus dilakukan sebagai upaya preventif pengendalian OPT.

“Petani diharapkan aktif dalam melaksanakan kegiatan Gerdal, karena ini merupakan langkah awal untuk mengendalikan hama penggerek batang pada tanaman padi,” terang Giman.

Guna mengendalikan PBP, petani dan para pendamping melakukan upaya penyemprotan insektisida ke tanaman padi. Sunarso, Ketua Kelompok Tani Ngudi Rejeki 1 yang turut serta dalam kegiatan merasa sangat terbantu dengan adanya pendampingan yang dilakukan sehingga Ia dan anggota Poktannya dapat mengantisipasi serangan hama PBP ini.

“Berkat pendampingan ini kami dapat mengendalikan hama penggerek batang tanaman padi sedini mungkin, sehingga tidak terjadi kerugian dalam usaha tani kami,” ujar Sunarso.

Upaya respon cepat yang dilakukan Petani Milenial ini medapat apresiasi dari Direktur Polbangtan YoMa, Bambang Sudarmanto. Menurutnya kegiatan yang telah mereka lakukan ini merupakan wujud nyata pengabdian mereka terhadap upaya pembangunan pertanian.

“Begini harusnya petani milenial jebolan Polbangtan YoMa. Cepat dan tanggap menghadapi masalah di lapangan. Untuk alumni maupun mahasiswa yang masih aktif harap dapat mencotoh mereka ini,” ucap Bambang.

Peran Generari Milenial dalam Pembangunan Pertanian merupakan salah satu yang terus diupayakan oleh Kementerian Pertanian. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo berulang kali menuturkan bahwa tongkat estafet pembangunan pertanian ada di tangan anak muda.

“Besok, kalian (generasi muda) yang harus terjun. Pertanian itu bukan hanya tentang makan. Pertanian itu lapangan kerja. Pertanian itu memperkuat perekonomian suatu daerah, dalam krisis apapun jawabannya panganmu aman,” tegas SYL.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian menerjemahkannya dalam program strategis penumbuhan 2,5 juta petani milenial.

“Melalui pendidikan vokasi, pelatihan pertanian, dan penyuluhan pertanian kita kan tumbuhkan 2,5 juta petani milenial pada 2024 untuk membangun pertanian Indonesia yang maju, mandiri, dan modern,” kata Dedi Nursyamsi, Kepala BPPSDMP.

Source: Geraldo A. Rimartin, S.TP, M.Sc

Leave a Reply

Skip to content