Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, ingin para alumni Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STTP) Magelang nantinya menjadi konglomerat. Apalagi, mayoritas dari 10 orang terkaya di Indonesia bisnisnya adalah sektor pertanian.
‘Kami ingin anak-anakku sekalian nanti setelah tinggalkan kampus ini. Anda menjadi orang yang tangguh. Insya Allah sukses. Tapi, tergantung apa yang Anda lakukan hari ini’, kata Amran saat memberikan kuliah umum di STPP Magelang, Yogyakarta, seperti dilansir dari siaran pers Humas Kementan, Selasa (13/3/2018).
Menurut Mentan, menjadi orang kaya caranya sangat sederhana. Yakni, mengubah kebiasaan dan pola pikir (mindset). Kurangi tidur dan perbanyak waktu belajar, misalnya.
‘Cukup empat jam tidur, 20 jam kerja. Kurangi dulu tidur, belajar 10 jam, baca buku’, jelasnya.
Anjuran tersebut juga disampaikannya kepada Ketua STPP Magelang, Ali Rachman. Menteri Amran meminta STPP Magelang menambah jumlah waktu belajar dari delapan jam menjadi dua kali lipat.
Pembantu Presiden Joko Widodo kelahiran Bone ini, wajarlah bila nanti ada mahasiswa yang gerap terhadap Ali lantaran kebijakan tersebut. ‘Tapi esok, dia mengenang Anda’, ucapnya yakin.
Amran pun mengingatkan, para mahasiswa STPP harus giat belajar, lantaran telah jauh-jauh meninggalkan orang tua dan seluruh biaya kuliah ditanggung negara. Terlebih, orang tua mereka saban hari mendoakan, agar kelak sukses. ‘Jangan sia-siakan. Aku minta kalian belajar 18 jam’, pesannya.
Peraih gelar doktor pertanian dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar itu, lantas mengenang perjuangannya sejak kecil hingga seperti sekarang. Katanya, sejak usia sembilan tahun harus menjual batu, agar bisa makan.
Bahkan, sampai rela tidur di perpustakaan kampus karena tak punya biaya untuk fotokopi. Pernah pula meminjam uang ke bank.
Dalam percintaan pun kerap bertepuk sebelah tangan. ‘Dulu (suka) dengan tetangga. Karena tinggal di kos-kosan, ditolak. Ada anak kerja di Pertamina, ditolak (juga)’, imbuhnya.
Karenanya, Menteri Amran menyatakan, jangan pernah malu terlahir sebagai orang miskin. Menurutnya, itu bukan salah kita ataupun orang tua.
‘Tapi, jangan bersedih, karena orang-orang terkemuka di Indonesia dan dunia dari orang tidak punya. Banyak yang lahir dari desa, kampung-kampung. Kenapa? Terbiasa ‘ombak besar’,punkasnya.
Sumber http://citraindonesia.com/menteri-amran-ingin-alumni-sttp-magelang-jadi-konglomerat