Ungkit Produksi, Petani Banjarnegara Dikenalkan Jarwo Riting oleh Duta Petani Andalan Kementan

Kiprah Duta Petani Andalan (DPA) besutan Kementerian Pertanian tidak perlu diragukan lagi. Sunarko, salah satu Duta Petani Milenial yang berasal dari Banjarnegara tampil sebagai pemateri pada kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Petani yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) berkolaborasi dengan Anggota Komisi IV DPR RI, Darori Wonodipuro.

Duta Petani Andalan dibentuk oleh Kementan dengan tujuan meningkatkan peran generasi muda dalam mengembangkan dan memajukan sektor pertanian. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendaulat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian terus menumbuhkan petani milenial sejumlah 2,5 juta hingga 2024 nanti.

Dedi Nursyamsi, Kepala BPPSDMP mengatakan bahwa, “Keberhasilan usaha dari DPA dan DPM diharapkan mampu memberikan motivasi, dapat diresonansikan kepada generasi milenial di wilayah tempat tinggalnya masing-masing, untuk mau terjun berusaha di bidang pertanian dan berkontribusi nyata dalam pembangunan pertanian.”

Pesan tersebut dijabarkan dengan baik oleh Sunarko, meskipun secara usia sudah tidak muda lagi namun semangat dan jiwanya tidak kalah dengan Petani Milenial. Pada kesempatan tersebut Ia membagikan ilmunya mengenai Budidaya Padi dengan Teknologi Jarwo Riting Plus Plus. Jarwo Riting Plus Plus atau Jajar Legowo Berparit Keliling Plus Tanaman Refugia dan Ikan ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep pertanian terintegrasi atau integrated farming yang telah terbukti dapat mengungkit produktivitas pertanian.

“Produksi tanaman padi di Banjarnegara masih tergolong rendah yaitu hanya mencapai 6-7 ton/Ha GKP hal ini salah satunya dikarenakan masih rendahnya penerapan Teknologi Budidaya. Penerapan Sistem Jarwo Riting Plus Plus alias Jajar Legowo Berparit Keliling Plus Plus salah satu jawabannya. Sistem ini telah terbukti mampu meningkatkan produksi sampai 26%,” jelas Sunarko.

Sunarko menerangkan bahwa komponen utama Budidaya Padi dengan Teknologi Jarwo Riting Plus Plus ini terdiri dari empat komponen yaitu penerapan Sisten Tanam Jajar Legowo (Jarwo) pola 2:1 atau 4:1, Pembuatan Parit Keliling (Riting) di setiap petak sawah, dan plus penenaman tanaman refugia sebagai pengahalau hama di pematan sawah, serta plus penebaran ikan di petakan sawah.

“Empat komponen tersebut harus diterapkan satu paket tanpa terpisah agar terbukti khasiatnya. Jarwo bermanfaat untuk membuat tanaman tumbuh sehat, kuat dan mengurangi kerebahan, Riting atau parit keliling fungsi utamanya untuk mengatur air atau irigasi, penanaman refugia disekeliling petakan berfungsi sebagai penghalau hama sekaligus menambah nilai keindahan yang dapat menarik wisatawan, serta penebaran ikan sebagai penambah pendapatan,” jabar Penerima Penghargaan Penyuluh Swadaya Teladan ini.

Pada panen ubinan yang dilaksanakan bersama dengan BPP Kecamatan Susukan bulan Agustus lalu, lahan sawah Sunarko yang menerapkan Jarwo Riting Plus Plus mencapai hasil sebesar 13,8 Ton/Ha Gabah Kering Panen (GKP). Hasil ini jauh lebih tinggi dari hasil panen di daerah sekitarnya.

“Dari segi hasil panen padi sudah jelas menang, belum lagi ditambah dari hasil panen ikan, dan retribusi pariwisata karena sawah yang tertata dan dikelilingi oleh refugia ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan,” tambahnya.

Keberhasilan Sunarko ini diaprsiasi langsung oleh Wakil Direktur II Polbangtan YoMa, Akimi. Menurutnya apa yang dilakukan Sunarko ini merupakan contoh nyata dari slogan yang digaungkan oleh Kementan yaitu Bertani itu Hebat, Menjadi Petani itu Keren.

“Beliau ini contoh nyata bahwa bertani bisa sekeren dan sehebat itu. Selain itu, beliau tidak segan menyampaikan dan menularkan ilmu dan pengetahuan kepada masyarakat umum bahwasannya bidang pertanian saat ini tidak kalah keren dan menjanjikan dibanding sektor lainnya,” ujar Akimi.

Darori Wonodipuro, Anggota Komisi IV DPR RI yang berkesempatan hadir secara langsung menyatakan bahwa Kabupaten Banjarnegara perlu perhatian khusus terhadap pengembangan kegiatan pertaniannya .

“Melalui Bimbingan teknis ini diharapkan dapat mengembangkan bidang pertanian agar dapat membantu mengurangi kemiskinan, setidaknya dimulai dari pelaku pertanian. Silahkan penyuluh dan petani berkoordinasi dengan dinas terkait agar pertanian semakin maju dan petani di Banjarnegara semakin sejahtera,” pungkas Darori.

Source: Geraldo A. Rimartin, S.TP, M.Sc.

Leave a Reply

Skip to content