Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) Kementan menggelar kegiatan Workshop Persiapan Pembelajaran Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) sejak Minggu (21/11) hingga Selasa (23/11) mendatang guna memastikan kegiatan pembelajaran berjalan lancar.
Workshop melibatkan Narasumber dari Kemenristek DIKTI, Pengembang Teknologi Aplikasi Pembelajaran, Tim Dosen, Tim Akademik dan Kemahasiswaan, serta Dinas Pertanian Kabupaten Bantul, Kabupaten Magelang, Kabupaten Pati, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banyumas dengan tujuan untuk mendapatkan strategi pembelajaran yang paling tepat.
Wakil Direktur I Polbangtan YoMa, Sujono yang membuka kegiatan secara langsung menyatakan bahwa kolaborasi antarpihak perlu dilakukan demi tercapainya tujuan dari Program RPL ini.
“Polbangtan YoMa menjadi salah satu perguruan tinggi yang mendapat mandat untuk melaksanakan program RPL ini. Adalah tugas kita bersama, Polbangtan YoMa dan Dinas Pertanian untuk menyukseskan ini,” ujar Sujono.
Sujono menambahkan bahwa penyusunan strategi pembelajaran yang tepat perlu dirumuskan mengingat Mahasiswa program RPL merupakan ASN P3K Penyuluh Pertanian yang masih harus menjalankan tugas pekerjaan di lokasi masing-masing.
“Pelibatan dinas pertanian merupakan kunci penting suksesnya RPL. Mengingat para ASN P3K Penyuluh Pertanian masih harus melaksanakan tugas pekerjaannya namun juga harus mencapai CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah) yang ditentukan,” imbuhnya.
Ahmad Rifandi, narasumber dari Kemenristek DIKTI yang hadir dalam kegiatan menekankan bahwa RPL bukan merupakan cara mudah mendapat ijazah.
“RPL menawarkan cara lain kepada para penyuluh yang sudah berpengalaman untuk meningkatkan kapasitas dirinya sekaligus mendapatkan pengakuan formal berupa ijazah melalui pengakuan kesetaraan,” terang Rifandi.
Selain itu Rifandi juga berpesan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran RPL tidak diperkenankan untuk melakukan pembelajaran 100% daring, tetap harus ada pertemuan tatap muka.
“mengingat bahwa Polbangtan YoMa adalah perguruan tinggi vokasi, dimana lebih mengedepankan praktek dibandingkan teori, maka berdasarkan peraturan pembelajaran tidak bisa dilakukan 100% daring, harus ada sesi tatap muka,” terangnya.
Saat ini Polbangtan YoMa mengampu sekitar 209 lebih mahasiswa baru program RPL Tahap 1 yang tersebar di berbagai lokasi di Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. Rencana kegiatan pembelajaran akan dilakukan secara daring memanfaatkan SIATO dan bekerjasama dengan Instruktur mengingat masih dalam kondisi pandemi.
Sementara Shandy Felani, Perwakilan Dinas Pertanian Bantul yang hadir dalam kegiatan menyatakan komitmennya untuk mendukung kegiatan RPL ini.
“RPL merupakan kesempatan yang bagus bagi para ASN P3K untuk mengembangkan kompetensinya, kami berkomitmen penuh untuk medukung program ini,” ujar Shandy.
Perlu diketahui, program RPL yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi vokasi pertanian di bawah naungan Kementerian Pertanian ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kapasitas ASN-P3K (Aparatur Sipil Negara- Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) Penyuluh Pertanian.
Pasalnya menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), penyuluh sebagai salah satu SDM pertanian memilki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian.
“Kalian itu sangat penting, kalian adalah Kopasus dari Kementerian Pertanian,” tegas SYL.
Sementara Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), yang juga sekaligus pengemban tugas penyelenggaran pendidikan vokasi pertanian menjelaskan bahwa melalui RPL, Kementerian Pertanian memberikan kesempatan yang luas bagi ASN P3K untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
“Terdapat lebih dari 2.000 tenaga penyuluh pertanian P3K dengan kualifikasi SMA namun sudah memiliki pengalaman kerja antara 11-14 tahun. Ini yang melatarbelakangi kita merasa perlu dilakukan percepatan peningkatan kualifikasi pendidikan melalui program RPL,” terang Dedi.